Kekurangan Hewan Untuk Qurban, Toke Di Minta Tidak Datangkan Dari Daerah Terjangkit PMK

by -

SEMANGATNEWS.COM – Kabupaten Limapuluh Kota diprediksi akan mencapai 3.500 ekor sapi untuk dijadikan hewan qurban untuk Idul Adha 1443 H/2022. Dengan jumlah tersebut, kebutuhan sapi sudah pasti tidak terpenuhi.

“Kalau dari ternak di Kabupaten Lima Puluh Kota memang belum mencukupi. Berdasarkan pendataan yang kita lakukan sejauh ini, sapi yang tersedia di peternak dan toke-toke di daerah kita diperkirakan baru berjumlah 1.200 ekor,” kata Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota, Iswandi Sawir.

Karena itu, untuk menutupi kekurangan sapi yang cukup besar tersebut, pemerintah harus mendatangkan sapi dari luar daerah. Meski begitu, dia mewanti-wanti para toke di daerah untuk tidak mendatangkan sapi dari daerah-daerah yang sudah terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Kita terus memantau perkembangan kasus PMK ini. Tidak ada larangan unutk manambah sapi dari luar untuk mencukupi kebutuhan,tapi dengan catatan dari daerah bebas dan kemudian harus ada perlakuan khusus,” kata Iswandi.

Pihaknya juga terus melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada toke-toke ternak di Lima Puluh Kota.

“Para petugas di lapangan terus mendatangi para toke tersebut untuk memastikan kewaspadaannya,” terangnya.

Penyebaran wabah PMK melalui hewan kurban yang didatangkan dari daerah luar memang jadi perhatian serius Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lima Puluh Kota. Pasalnya, sejumlah daerah tetangga, seperti Payakumbuh dan Kabupaten Tanah Datar telah mengkomfirmasi adanya kasus PMK.

“Yang kita takutkan hewan-hewan kurban dari luar ini yang nanti membawa wabah ke daerah kita,” tegasnya.

Antisipasi Kasus PMK di Lima Puluh Kota Terus Dilakukan
Iswandi Sawir menerangkan bahwa antisipasi masuknya wabah PMK ke Kabupaten Lima Puluh Kota terus dilakukannya. Pihaknya juga sudah membentuk Unit Reaksi Cepat (URC) yang langsung di bawah koordinasi Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan. Hal itu dilakukan untuk memastikan daerah tetap terbebas dari wabah PMK.

“Kami selalu memonitor dan turun ke lapangan setiap hari untuk mengetahui perkembangan kasus PMK. Kalau ada tanda-tanda yang mengarah ke PMK, nanti kita akan langsung turun ke lapangan untuk memastikan. Karena memang daerah kita ini sentra peternakan,” terangnya.

Pihaknya juga mengoptimalkan fungsi sebanyak enam Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang ada di Lima Puluh Kota sebagai posko pelaporan masyarakat. Puskeswan Harau untuk wilayah Kecamatan Payakumbuh dan Kecamatan Harau, Puskeswan Pakan Sabtu wilayah kerja Kecamatan Luhak dan Kecamatan Lareh Sago Halawan, Puskeswan Situjuah untuk Kecamatan Situjuah dan Kecamatan Akabiluru.

Selanjutnya, Puskeswan Mungka untuk Kecamatan Mungka dan Kecamatan Guguak, Puskeswan Limbanang melayani Kecamatan Suliki, Gunuang Omeh, dan Bukit Barisan. Terakhir Puskeswan Pangkalan untuk Kapur IX.
“Kepada masyarakat kita imbau untuk terus menjaga sanitiasi dan kebersihan kandang dan juga kebersihan petugas kandang,” pungkasnya. (ARYA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.