Kebangkitan Prestasi Sepak Bola Asia:
Catatan M.Dahlan Abubakar
Ada kejutan besar terjadi pada pertandingan-pertandingan awal Piala Dunia 2022 di Qatar. Pada pertandingan pertama tim Albiceleste, Argentina dikalahkan tim berjuluk The Green, Arab Saudi dengan skor 1-2 dalam partai Grup C yang berlangsung di Lusail Iconic Stadium, Selasa (22/11/2022). Lalu, dalam pertandingan di Grup E, Tim Panser Jerman takluk atas tim Jepang 1-2. Kekalahan dua tim raksasa ini merupakan kejutan awal yang cukup menghebohkan dalam perhelatan Piala Dunia paling mahal di Qatar ini.
Saleh Al-Shehri (kanan) pencetak gol timnas Arab Saudi ke gawang Argentina pada laga Piala Dunia 2022 di Lusail (22/11/2022).
“Karier” Arab Saudi di Piala Dunia lolos enam kali sebagai peserta turnamen sepak bola dunia paling bergengsi itu. Mulai tahun 1994,dan sampai babak 16 besar. Dari sejarah keikutsertaannya di Piala Dunia, Arab Saudi mencatat kekalahan yang sangat telak atas Jerman 0-8 pada tahun 2002, saat Piala Dunia dilaksanakan di Jepang dan Korea Selatan.
Pada tahun 1998 Arab Saudi sampai di babak grup hingga 2002,dan 2006. Pada tahun 2010 dan 2014 Arab Saudi tidak lolos Piala Dunia dan pada tahun 2018 lolos pada babak grup dan kini 2022 kembali tampil di Piala Dunia Qatar.
Kemenangan Jepang atas Jerman tersebut seolah terinspirasi oleh kemenangan Arab Saudi atas tim raksasa Argentina. Tim Tango ini dalam “karier”-nya, dua kali merebut Piala Dunia, yakni pada tahun 1978 (saat kemunculan Mario Kempes) dan pada tahun 1986 saat bersinarnya Diego Maradona, almarhum.
Jerman yang dikalahkan Jepang, juga bukan tim kaleng-kaleng. Dalam sejarah Piala Dunia, ketika masih bernama Jerman Barat, tim ini pernah tiga kali tampil sebagai kampiun Piala Dunia (1954, 1974, dan 1990) dan setelah reunifikasi Jerman pada tahun 2014.
Jepang sejak 1998 hingga saat ini menjadi langganan tim peserta Piala Dunia. Tim ini sempat melangkah ke fase 16 besar tiga kali, yakni 2002, 2010, dan 2018. Pada Piala Dunia 2022 Qatar, tim Jepang dilatih Hajime Moriyasu yang menjadi pelatih tim Jepang sejak 2018. Pria 54 tahun ini pada waktu itu menjadi asisten dari Akira Nishino yang menjadi pelatih Jepang.
Jika saja Korea Selatan mampu mengikuti jejak kedua sahabat Asia-nya itu (Arab Saudi dan Jepang) dengan mengalahkan juara Piala Dunia 1930 dan 1950 Uruguay, tentu saja ini merupakan lampu hijau bagi bangkitnya prestasi sepakbola Asia. Korea Selatan bertemu Uruguay, Kamis (24/11/2022) di Grup H.
Korea Selatan pernah mencatat prestasi gemilang pada tahun 2002, ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia. Tim dari negeri ginseng tersebut sempat menghempaskan Italia melaju ke perempat final. Korea Selatan dijegal Turki dalam perebutan peringkat III dan harus puas di peringkat IV.
Pada tahun 2010 di Afrika Selatan, Korea Selatan hanya tembus ke babak 16 besar. Pertandingan Kamis ini merupakan partai ulangan ketika melawan Uruguay pada tahun 2010, saat Korea Selatan takluk 1-2 pada 10 menit terakhir, ketika Luiz Soares memastikan kemenangan bagi tim Amerika Latin yang menjadi tuan rumah pertama Piala Dunia tahun 1930 tersebut.
Pada Piala Dunia 2014 di Brasil, sukses Korea Selatan adalah menahan imbang Rusia pada fase grup. Namun tim Asia ini kalah saat berhadapan dengan Aljazair dan Belgia, sehingga terlempar dari mewakili grup ke babak berikutnya.
Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Korea Selatan gagak masuk fase grup, namun mampu menghempaskan Jerman melaju ke babak 16 besar. Ketika itu, Korea Selatan yang dilatih oleh Shin Tae yong (kini pelatih timnas Indonesia) berhasil mengalahkan tim panser 2-0. Korea Selatan kalah poin dengan Meksiko dan Swedia. Kalau saja Meksiko mampu mengalahkan Swedia, Korea Selatan-lah yang mendampingi Meksiko ke babak berikutnya.
Lalu bagaimana dengan prestasi sepak bola Indonesia? Agaknya, Indonesia harus membereskan dulu penuntasan kasus Tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan 135 nyawa melayang 1 Oktober 2022 silam. (*).