SOLOK, SEMANGATNEWS.COM – Di sela-sela kesibukan sehari-hari, kegiatan melukis, melukis, berpameran dan melukis lagi berisikan proses kreatif dalam berekspresi guna menciptakan karya seni merupakan suatu ikatan tersendiri dengan penciptanya yang menjadi konsep inspirasi bermuatan nilai-nilai di dalamnya.
Semua itu tentulah didasari suatu fenomena dimana pelukis tidak jarang menuangkan pengalaman atau cerita hidup yang dilalui, dijalani atau dinikmati ke suatu ruang bernama karya seni lukis hasil refleksi kehidupan dilihat dari aspek psikologis si pembuat karya.
Hal itu pulalah yang melatarbelakangi mengapa pelukis muda Hidayat Di Kincie yang kini bermukim dan tetap eksis berkarya dalam petualangan wilayah kreativitasnya di kabupaten Solok, Sumatera Barat sejak berapa tahun terakhir terus gencar melukis, saat dijumpai Semangatnews.com, sabtu siang (23.09.23).
Melukis bagi Hidayat Di Kincie seniman muda jebolan seni murni ISI (Institut Seni Indonesia) Padangpanjang dan kerap berpameran dalam sejumlah iven penting di tanah air itu, tetap melahirkan karya-karya terbaiknya melalui proses pengamatan berkenaan dengan situasi yang bersinggungan melalui bathinnya berawal dari suatu isu atau fenomena, refleksi, cita-cita bahkan harapan berisikan ungkapan emosi-emosi tertentu berbalut ekspresi pengalaman, intuisi, nalar pribadi bersangkutan yang tidak cukup hanya diucapkan dengan kata-kata, melainkan melalui karya lukis.
Yang lahir kemudian adalah karya-karyanya yang bukan hanya menarik untuk disimak dan ditelusuri, bahkan mampu menghipnotis mata publik karena di dalamnya berisikan aktivitas spiritual bersumber dari pengalaman yang pernah dialami sebagai sumber inspirasi dan pemantik kreativitas pelukis Hidayat Di Kincie berkarya.
Lihat tiga dari sejumlah karya-karya terbaru Hidayat Di Kincie yang akrab dipanggil Dayat ini berudul “Diskusi Suku”, Akrilik, 2023, Mengembalikan Ingatan Pada Masa Lalu, 135x 95 cm, Akrilik, 2023 dan “Sudut Alam Guk Caliang”, 100 x 100 cm,2023 masih setia berpijak pada kesadaran akan hal jiwa dan perasaannya yang tidak bisa dilihat pada karya yang tampak semata, tetapi juga harus ditelisik dari konsep dan pikirannya yang lahir kepermukaan.
Meski Dayat mengutamakan kesan sesaat dari obyek yang dilukisnya dan dihasilkan sengaja tidak detail guna menonjolkan kekuatan pencahayaan dan memainkan warna-warna dalam memperhatikan bentuk objeknya. Bentuk-bentuk di dalamnya tidak digambarkan dengan detail, tetapi tetap saja menarik melalui kekuatan cahaya dan sapuan warna warnanya yang terang bahkan kuat.
Ketiga karya dayat ini dengan sapuan tebal tanpa kehilangan nilai gregetnya ini dimaksudkan mempermudah pelukis dan penikmat untuk menebak bentuk dan objek yang ada di dalamnya bermuatan ungkapan kebahagiaan, kesedihan, bahkan keindahan dari sebuah proses penciptaan hasil refleksi kehidupan yang dilaluinya.
Dalam beberapa kesempatan penulisan dan berita sebelumnya pelukis Dayat dalam usia yang relatif muda ini sebetulnya bukan lagi sosok asing bagi kalangan perupa. Karya-karyanya seperti sering kita amati dalam sejumlah pameran merupakan wujud penjelmaan perasaan dan pikiran yang tetap terlihat kecendrungan mendistorsi kenyataan dengan efek-efek emosional sebagai wujud refresentasi kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi muatan karya-karyanya.
Ketiganya ada upaya mendistorsi kenyataan melalui efek-efek emosional pada obyek-obyek yang tampil dan lebih menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa tanpa menghiraukan berbagai teknik penciptaan formal untuk mendapatkan ekspresi yang lebih murni dan tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni. Beragam wajah-wajah yang dibuat ekpresif merupakan sensitibilitas dayat terhadap isu-isu kekinian yang direfresentasikan kepermukaaan.
Menurut dayat. seni merupakan sesuatu yang keluar dari diri seniman, bukan dari peniruan alam semata. Seniman memiliki ingatan dan cara pandang tersendiri dari apa yang pernah dilihat di alam, lalu diekspresikan pada karya dengan ekspresi yang lebih murni tanpa tekanan dari kepentingan ekstrinsik seni yang menonjolkan ungkapan dari dalam jiwa melalui simbolisme obyek.
Namun demikian semua aktivitas kreatif dayat sebagaimana yang pernah dikemukakannya, sebenarnya bukanlah suatu hal yang mudah dikerjakan meskipun ada ide yang berangkat atau terinspirasi bersumber dari pengalamanya melukis selama ini.
Karya lukisan-lukisan yang dikerjakannya justru dipengaruhi tujuan-tujuan tertentu dengan suatu harapan di saat-saat karyanya rampung dikerjakan melalui beragam isu atau fenomena-fenomena atau refleksi berisikan emosi-emosi tertentu, bermuatan ekspresi pengalaman kejiwaan yang melibatkan gairah, intuisi, bahkan nalar pribadinya kemudian disalurkan dengan sarat makna berisikan seperangkat nilai-nilai didalamnya. (Muharyadi)