Jurang Mutu Pendidikan Kelulusan Antar Daerah Masih Tinggi

by -
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Asman Abnur ketika menjadi pembicara kunci dalam kegiatan seminar ekonomi bisnis, akuntasi dan ilmu sosial di Padang, Jumat, (13/10/2017).

SEMANGAT PADANG – Kesenjangan mutu dan kualitas lulusan pendidikan tinggi di Indonesia masih terlalu tinggi. Hasil pendidikan kelulusan di Pulau Jawa rata-rata kelulusan 14 persen, Sumatera rata-rata kelulusan 4 persen, Indonesia Timur rata-rata kelulusan 1 persen.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Asman Abnur ketika menjadi pembicara kunci dalam kegiatan seminar ekonomi bisnis, akuntasi dan ilmu sosial di Padang, Jumat, (13/10/2017).

Pernyataan Menteri Asman Abnur didasari dari hasil kelulusan dalam ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Dirinci, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM), serta Mahkamah Agung telah membuka rekrutmen CPNS. Formasi di Kemenkumham 17 ribu lebih, pendaftarnya 1,3 juta orang. Kemudian untuk calon hakim, formasinya 1.600, pendaftar mencapai 30 ribu orang. Namun berdasar hasil tes, yang lulus kebanyakan pendaftar masih didominasi dari pulau Jawa.

“Saya keliling waktu tes CPNS Kemenkum HAM. Dari 1,3 juta peserta yang mengikuti tes kompetensi dasar pada 14 Kantor Wilayah Badan Kepegawaian Nasional, ternyata tingkat kelulusan masing-masing wilayah sangat beda. Jogjakarta tingkat kelulusannya 24 persen. Sumatera Barat lebih kurang 4 persen, Aceh 3 persen, Papua hanya 1 persen. Artinya, gap mutu pendidikan kita per wilayah sangat tinggi,” paparnya.

Menilik hal itu, Asman Abnur meminta perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di daerah, supaya melakukan evaluasi dan kajian guna mendapatkan lulusan yang benar-benar memiliki daya saing dan pemerataan hasil dimasing-masing daerah.

“Apa permasalahannya. Kopertis (Koordinator Perguruan Tinggi Swasta) juga harus mengevaluasi. Apakah mungkin guru atau dosen yang harus dievaluasi, apakah kurikulum, sarana prasarana yang kurang mendukung, atau jam mengajar juga perlu dievaluasi,” ujarnya.

Asman Abnur berharap, lembaga pendidikan terus memperbaiki diri dengan target utama melahirkan lulusan yang memiliki daya saing. Apalagi, perkembangan teknologi informasi saat ini  sangat pesat, seharusnya tidak ada kendala jarak wilayah dalam pemerataan pendidikan dan sistem pembelajaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.