Janganlah Media Membentur-benturkan
Semangatnews, Kaltim-Pernyataan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang menyebut ada seorang gubernur di Kalimantan yang berlagak seperti Presiden, mulai menemui titik terang. Setidaknya, menurut pengakuan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor, pernyataan bos BKPM tersebut tidak ditujukan untuk dirinya.
Menurut Isran, pernyataan ”gubernur rasa presiden” yang disebut Bahlil harus dimaknai secara menyeluruh. “Itu gorengan media. Saya tidak tahu ada statement itu. Tapi saya yakin itu dikutip sepotong-sepotong, tidak utuh,” ujar Isran Rabu, (19/2/2020) malam.
Isran kemudian kembali mengklarifikasi terkait maksud pernyataannya pada awal Februari 2020 yang akan menghentikan pembangunan ibu kota baru jika merusak hutan. Menurut Isran, pernyataan tersebut tidak mungkin menimbulkan tudingan gubernur rasa presiden yang dialamatkan kepadanya.
“Janganlah media membentur-benturkan. Setiap daerah pasti mengikuti arahan pusat. Soal investasi atau apapun. Apalagi soal ibu kota baru,” ujarnya.
Isran menegaskan, setiap daerah termasuk Kaltim selalu mendukung apa yang menjadi arahan pemerintah pusat. Sehingga ia berharap media massa juga menyajikan informasi secara utuh. “Pahami maksudnya jangan dipotong-potong,” ujar mantan Bupati Kutai Timur tersebut.
Diketahui, Bahlil Lahadalia mengeluhkan hambatan investasi di daerah. Anehnya, sambung Bahlil, masih ada satu gubernur di Kalimantan yang enggan menyerahkan wewenang perizinan berusaha dan investasi ke BKPM melalui PMPTSP.
“Saya tahu bahwa masih ada satu gubernur yang nggak mau kasih, yaitu di Kalimantan dan saya sudah lapor ke Pak Presiden. Saya bilang Bapak Presiden kita harus tegakkan aturan. Negara ini masih NKRI. Nggak boleh ada gubernur lain yang merasa juga seperti presiden di negara ini. Nggak boleh,” kata Bahlil dalam Rapat Harmonisasi Kebijakan Pusat dan Daerah bagi Pemerataan Investasi di Jakarta, Rabu (19/2/2020).(smngtnews/mi)