IrwanPrayitno, Gubernur Sumbar kritik perbankan yang tergolong lamban menjalankan komitmen untuk meningkatkan kredit pada pelaku usaha sektor pangan. Padahal, perbankan telah menyatukan komitmen dibawah komando Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Program Aksi Pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota 24 Maret 2017.
Hal itu ditegaskan Irwan saat pertemuan dengan perbankan dan OJK di Auditorium Gubernuran, Senin, 8/05. Untuk itu segeralah memberikan bantuan kredit pada kegiatan pertanian mulai dari hulu sampai hilir, tegasnya
“Deklarasi sudah, disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Selanjutnya konkritnya mana?. Saya tanya pada perbankan mau atau tidak?. Kalau mau kita keroyok sama-sama. Biar untuk urusan memberikan subsidi pupuk, bibit, dari pemerintah. Perbankan bantu modal petani, mulai dari hulu sampai hilir atau pemasaran dan pengolahan produk. Semua digarap terintegrasi,” tantangnya.
Menurut Irwan Prayitno, tidak ada alasan perbankan untuk takut mengucurkan kredit pada sektor pertanian. Kredit pertanian memang beresiko, namun di Sumbar sudah disiapkan skema penjaminan kredit dari Jamkrida. Jika petani tidak bisa mengangsur, telah ada pihak yang menanggung.
Terlebih lagi, jelas Irwan, data kredit macet (non perfoming loan) di Sumbar, justru didominasi oleh pelaku usaha perdagangan menengah ke atas, bukan kredit skala mikro kecil.
“Petani kecil itu kalau punya hutang, pikirannya tidak tenang, selalu berusaha melunasi. Beda dengan pengusaha menengah yang sering “lupa” kalau punya hutang. Apalagi yang ditakutkan perbankan,” terangnya.
Irwan menambahkan, sektor pertanian di Sumbar akan terus menjadi fokus ekonomi daerah, sesuai kondisi geografis dan demografis. Tapi banyak tantangan yang dihadapi, mulai dari sumber daya manusia, infrastruktur, sarana, hingga bantuan permodalan.
“Sawah semakin berkurang, kita berjuang cetak sawah. Bagaimana kontribusi perbankan, coba ikut berpikir, darimana pangan itu berasal dan bagaimana caranya. Kucurkan bantuan itu,” pintanya.