Iran Diduga Tembak Jatuh Pesawat Maskapai Ukraina

by -

Semangatnews, Kiev – Otoritas Ikraina tengah menyelidiki dugaan bahwa Iran tidak sengaja menembak jatuh sebuah pesawat maskapai Ukraina dengan rudal buatan Rusia. Ukraina mendasari penyelidikan ini pada informasi soal serpihan rudal buatan Rusia di lokasi jatuhnya pesawat di pinggiran Teheran.

Seperti dilansir Reuters dan media Inggris, The Independent, Jumat (10/1/2020), Sekretaris Dewan Keamanan Nasional, Oleksiy Danilov, menuturkan bahwa para penyidik yang ada Iran kini tengah mencari puing atau serpihan rudal atau bukti-bukti, yang mendukung teori serangan rudal sebagai penyebab jatuhnya pesawat.

“Sebuah serangan roket, mungkin sistem rudal Tor, termasuk di antara teori-teori yang sedang diselidiki, karena ada informasi di internet soal elemen rudal ditemukan di dekat lokasi kecelakaan,” sebut Danilov dalam pernyataannya.

Diketahui bahwa sedikitnya dua foto yang diduga serpihan rudal muncul di media sosial. Informasi spesifik menyebut serpihan itu berasal dari rudal Tor yang merupakan buatan Rusia. Foto-foto itu disebut belum pernah diunggah ke internet sebelumnya. The Independent menyebut upaya melacak lokasi foto itu diambil, gagal dilakukan.

Data penerbangan menunjukkan pesawat Ukraine International Airlines dengan nomor penerbangan PS752 itu lepas landas secara wajar dari Bandara Internasional Imam Khomeini Teheran pada Rabu (8/1) pagi, sekitar pukul 06.12 waktu setempat. Saat itu pesawat hendak mengudara menuju ibu kota Kiev, Ukraina.

Masalah serius muncul sekitar dua menit kemudian, saat pesawat jenis Boeing 737-800 itu berada di ketinggian 8 ribu kaki (2.400 meter) dan berhenti mengirimkan data. Rekaman video yang muncul di internet menunjukkan pesawat terbakar sebelum jatuh ke daratan dan memicu bola api serta ledakan.

Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Semuanya dipastikan tewas. Data dari otoritas setempat menyebut pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris. (detik.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.