Harapan Pada Pers di Daerah Untuk Mengawali Hasil Pemilu
Semangatnews, Padang – Media saat ini sangat banyak dan cukup polemik, untuk itu kita harus bijak dalam menyikapinya. Hal ini disampaikan oleh Emeraldi Chatra, Akademisi Fisip Universitas Andalas dihadapan para awak media dalam acara Workshop peliputan pasca pemilihan legislatif dan pemilihan presiden tahun 2019 di Hotel Pangeran Beach Kamis, (8/8/2019).
Ditambahkan Emeraldi, sesudah pemilu sebetulnya masyarakat sangat membutuhkan informasi suara mereka yang mereka berikan kepada salah satu pasangan. Mereka ingin tau, berapa jumlah suara yang mereka berikan kepada jagoan mereka. Kemana arah suara mereka. Mereka butuh informasi partai apa yang menang, bagi mereka hanya mengharapkan hal demikian.
“Media online saat ini sangat sibuk mengurus siapa yg akan mereka usung. Dan biasanya Menjelang Pemilu Poling banyak bermunculan. Saat ini poling tidak bisa menjadi tolak ukur untuk menjadi pemenang pada pemilu,”terang Emeraldy.
Emeraldi menambahkan, bahkan saat ini, bantuan IT yang sangat bisa mempengaruhi suara.
Sebagian anggota dewan dari pemilihan Sumbar satu milsalnya, mereka rajin merilis kegiatan, maka masyarakat dengan mudah mendapatkan informasi tentang dia. Namun disisi lain kita juga jumpai anggota dewan seperti batu, apakah dia bicara tentang Sumbar atau tidak, dewan seperti ini juga lebih banyak dari pada yg aktif. Malah ada diantara anggota dewan mengatakan apa itu wisata halal dan malah dia dari dewan sendiri yg bukan mewakili suara rakyat.
Harapan Emeraldy, Media itu adalah pagar besi. Kita patut waspadai pemilu juga bisa menjadi pintu masuk bagi penjahat nusa dan bangsa. Apalagi pemilu serentak, kita sangat susah untuk mengawasi perorangan. Pemilu serentak sangat susah untuk pengontrol yg berniat jahat. Kekuatan pers untuk mengawasi sangat terbatas untuk hal itu. Ini sangat membahayakan bagi kelangsungan bernegara.
Pendukung LGBT kalo masuk Ke dewan, maka mereka ikut memperjuangkan. LGBT sangat berbahaw bagi kelangsungan generasi. Mereka mati dua, tumbuh dua. LGBT itu adalah gerakan politik ekonomi, sama dengan politik komunis, memperkaya sekelompok orang.
Emeraldy menambahkan, media sangat bisa menjadi pagar besi bagi kehidupan. Supaya pemilu tdiak masuk bagi perusak kehidupan, maka kepala daerah yang terlahir dari pemilu itu mesti kita awasi. Mereka mempertahankan kredabilitas mereka. Kita selaku pers harus mengawasi. Bagi saya media lokal saat ini adalah bagaimana bisa menjadi pagar besi demokrasi.(*)