Semangatnews, Padang – Kehadiran era revolusi industri 4.0, sudah tidak dapat dielakkan lagi, Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah strategis agar mampu beradaptasi dengan era industri digital ini, tentunya memiliki pengaruh positif dan negatif yang akan kita dihadapi ke depan.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Prof. Dr. H. Irwan Prayitno, SPsi, MSc pada acara penutupan Konvensi Nasional Pendidikan (KONASPI) IX-2019 di Universitas Negeri Padang, Jumat (15/3/2019).
“Tugas kita dalam mengantisipasi dampak negatif dari industri 4.0. pada saat kita memutuskan untuk beradaptasi dengan sistem industri 4.0, maka kita harus memikirkan bagaimana kelanjutannya, mengingat salah satu dampak negatif nya pada penyerapan tenaga kerja dan mengacaukan bisnis konvensional,” katanya
Mengawali sambutan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) pada acara penutupan KONASPI IX-2019 ini, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta dan panitia, khususnya dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) RI, yang telah menyelenggarakan acara ini di Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
“KONASPI merupakan wahana akademik pendidik Indonesia yang ikut memberikan kontribusi bagi pembangunan Indonesia seutuhnya melalui pendidikan yang dihadiri oleh 1300 orang peserta dari anggota Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Negeri Indonesia (ALPTKNI) diprakasai oleh 12 LPTK se Indonesia, ini suatu kebanggaan bagi kami telah mengadakan acara disini, mudah-mudahan acara berikutnya tetap disini,” harap Prof. Irwan Prayitno.
“Disamping itu, Konaspi IX di UNP ini yang mengangkat Tema: Pendidikan pada Era Revolusi Industri 4.0. dapat memberikan suatu perubahan besar ini dengan menghadapi revolusi industri 4.0. melalui pendekatan dan kemampuan dalam membangun sistem produksi yang inovatif dan berkelanjutan,” ucapnya
Dalam laporan Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D mengatakan, bahwa penyelenggaraan KONASPI tahun ini merupakan yang kesembilan kalinya yang awalnya KONASPI dilaksanakan secara periodik 4 tahun sekali. Kemudian dalam perkembangannya diputuskan untuk diselenggarakan dalam 2 atau 3 tahun sekali mengingat percepatan dan perubahan dunia pendidikan dan teknologi yang berkembang pesat yang berpengaruh terhadap dinamika pendidikan nasional.
“Keputusannya ditetapkan pada hari terakhir KONASPI VIII di Jakarta, 2016 lalu yang merupakan kesepakatan bersama,” kata Ganefri.
Dikatakan Rektor UNP, Prof. Ganefri sebagai tuan rumah mengucapkan terima kasih kepada KONASPI IX yang telah memberikan sumbangsi pemikiran bagi Indonesia seutuhnya terutama di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, ajang bertukar pengetahuan dan informasi, pengalaman dan peluang kerjasama, sekaligus momentum silaturahim antar pimpinan dan dosen LPTK seIndonesia
Selain itu, Prof. Ganefri menjelaskan, bahwa penyelenggaraan KONASPI berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena KONASPI IX kali ini diselenggarakan di Kampus yang semula selalu diadakan di hotel, apalagi kegiatan ini banyak kegiatan tambahan yang diisi dengan kegiatan Konvensi dan seminar kualitasnya ditingkatkan seminar internasional.
Lanjut kami laporkan kepada Gubernur Sumbar Prof. Irwan Prayitno, bahwa pembukaan KONASPI IX ini dibuka oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi-R.I, Muhammad Nasir yang dihadiri oleh 1300 orang peserta dari anggota Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Negeri Indonesia (ALPTKNI) yang dimotori oleh 12 LPTK se Indonesia, yaitu UNP, Unimed, UNJ, UPI, Unesa, UNY, UNS,UNM, Universitas Pendidikan Ganesha Bali, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Gorontalo, dan Universitas Negeri Manado.
Lanjut ia menyampaikan 31 FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di Universitas negeri dan swasta serta Asosiasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Swasta Indonesia (ALPTKSI) yang menggeluti pengajaran dan penelitian di bidang pendidikan dari berbagai perspektif.
Terakhir sebagai penutup, Prof. Ganefri menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran panitia, baik dari UNP maupun dari anggota ALPTKNI, serta seluruh pihak, di antaranya Kemenristekdikti beserta jajarannya dan Gubernur Sumbar beserta jajarannya yang mendukung penuh terlaksananya konvensi akbar ini.
“Terimakasih atas kehadiran seluruh peserta. Sesuai dengan topik utama gelaran tahun ini yaitu “Pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0” beserta beberapa sub-topik lainnya, kita berharap KONASPI IX kali ini dapat menghadapi tantangan pendidikan diera digital.
“Melalui konferensi internasional kita tunggu pembahasan permasalahan pendidikan yang bermuara pada komitmen seluruh stakeholders dalam rangka mengutamakan implementasi kebijakan pendidikan sebagai formula utama dalam menghadapi tantangan erarevolusi industri 4.0.,” kata Prof Ganefri.
Pada penutup acara tersebut, Irwan Prayitno tampil memainkan drum bersama IP Band dalam penutup rapat kerja nasional KONASPI yang saat itu gubernur mengenakan kemeja hitam, dan berkacamata hitam, dengan lincahnya memainkan stick drum.
Ada beberapa lagu ia mainkan dengan apik dan diikuti dengan nyanyi bersama yang berjudul “Bento” dari Iwan Fals oleh tamu undangan yang hadir dalam kegiatan tersebut. Termasuk puluhan rektor se Indonesia.
Di sisi lain, Irwan mengajak para peserta mengunjungi sejumlah destinasi wisata yang ada di Sumbar setelah KONAPSI ini selesai digelar selama empat hari yaitu pada hari Rabu hingga Sabtu (13-16/3/2019), Universitas Negeri Padang.
“Banyak spot wisata menarik di Sumbar ini. Ada desa terindah di dunia, yaitu Nagari Pariangan, ada Jam Gadang, ada Mandeh yang menjadi Raja Ampatnya Sumatera, ada jembatan playover kelok sembilan yang jembatan tertinggi di Indonesia dan berbagai destinasi menarik lainnya,” ujar Irwan berpromosi.
“Sekaligus jangan lupa membawa oleh-oleh dari Sumbar, ada kripik balado dan rendang yang merupakan makanan terenak di dunia versi CNN,” tambahnya.