Fahmi Idris Berpulang, Irman Gusman: Orang Minang Sangat Kehilangan

by -

Fahmi Idris Berpulang, Irman Gusman:
Orang Minang Sangat Kehilangan

SEMANGATNEWS.COM– Indonesia kembali berduka. Salah seorang putra terbaiknya yang berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, Prof. Dr. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo, berpulang ke rahmatullah, Minggu (22/5) pukul 10 pagi di RS Medistra Jakarta setelah sempat dirawat selama beberapa hari.

Putri sulungnya yang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Fahira Idris langsung mengabarkan melalui medsos atas kepergian sang ayah. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, telah berpulang ke Rahmatullah Bp. Prof. H. Fahmi Idris bin Idris Marah Bagindo, Wafat pukul 10.00 WIB dan akan di semayamkan di Rumah Duka, Jl Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan,” cuit Fahira yang kemudian sambung menyambung di berbagai WAG warga Sumatera Barat.

Tak putus-putus, ucapan belasungkawa segera merebak di sejumlah group WhatsApp, seperti Forum Minang Maimbau yang anggotanya terdiri dari para tokoh Minang di ranah dan di rantau, termasuk almarhum Fahmi Idris sendiri selaku penasehat. Forum ini juga sering membuat forum diskusi tentang ke-Minangkabau-an, di mana Fahmi ikut aktif mendukung dan menghadirinya.

Mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Irman Gusman, kepada media ini mengaku sangat terkejut dan kehilangan atas wafatnya mantan Menteri Tenaga Kerja dan mantan Menteri Perindustrian 2005-2009 tersebut.

“Kita sedih dan berduka atas kepergian beliau. Bang Fahmi adalah orang baik, tokoh cerdas dan tetap mengabdi sampai akhir hayatnya,” kata Irman melalui ponselnya.

Irman menyebut Fahmi Idris yang lahir dan besar di rantau, adalah tokoh nasional dari ranah ini yang sangat menyintai kampung halamannya Minangkabau. “Itu berkat didikan ayah beliau, sehingga Fahmi Idris sangat memperhatikan ranah Minang,” kata Irman.
Irman yang sudah mengenal Fahmi Idris sejak 40 tahun silam, saat masih menjadi mahasiswa di Jakarta, menilai sulit juga mencari tokoh nasional asal Minang yang begitu memperhatikan Ranah Minang seperti Fahmi Idris.

Bayangkan, ia lahir dan besar di rantau, tetapi selalu melibatkan diri untuk kepentingan pembangunan Ranah Minang, termasuk organisasi Minang yang ada di rantau sejak dulu hingga sekarang ini.

Fahmi adalah salah seorang tokoh penggerak Silaturahim Saudagar Minang yang rutin dilakukan saat Jusuf Kalla menjadi Wapres pertama di zaman Presiden SBY.

Menurut Irman, sebagai pengusasha, Fahmi Idris juga ikut investasi untuk mengembangkan Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang kemudian berganti nama dengan Bank Nagari. Fahmi pun pernah menjadi Dewan Penyantun Universitas Andalas dan bersama Irman juga menjadi Dewan Penyantun Muhammadiyah DPW Sumatera Barat.

Secara pribadi, kata Irman, Fahmi sangat banyak membantunya dalam pengembangan karir politik dan bisnis di Jakarta. “Saya pernah jadi yunior beliau di HMI dan HIPMI. Waktu saya terpilih jadi anggota MPR RI dari Utusan Daerah, beliaulah orang pertama yang menyampaikan ucapan selamat,” kenang Irman Gusman yang kemarin menyempatkan diri mengantar almarhum ke tempat peristirahatannya terakhir di TPU Tanah Kusir.

“Sangat tepat bila UNP memberi gelar profesor kehormatan kepada Bang Fahmi yang semasa hidupnya tak berhenti menuntut ilmu sehingga meraih dua gelar doktor dari UNJ dan UI,” jelas Irman mengakhiri.

Sempat Dirawat

Sebagaimana diberitakan, Fahira sempat mengabarkan bahwa ayahnya memang menjalani perawatan pada Sabtu kemarin. Dia meminta doa dari seluruh rakyat Indonesia agar mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di Era Presiden B.J Habibie dan Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

“Assalammualaikum.wr.wb. Mohon keikhlasan doanya dari sahabat-sahabatku, untuk kesembuhan ayah saya, Bapak H. Fahmi Idris yg sedang sakit,” tulis Fahira lewat akun Twitter, Sabtu, 21 Mei 2022, sebagaimana dikutip dari laman salah satu media nasional, kemarin.
Fahmi Idris lahir di Jakarta 20 September 1943.

Sejak muda ayah dua anak ini sudah bergelut dengan dunia politik. Pengembangan diri CEO Kodel ini dimulai ketika aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saaat kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia juga sempat menjabat sebagai Ketua Senat FEUI pada 1965-1966.

Usai kuliah, Fahmi memulai karirnya sebagai pengusaha. Ia kemudian bergabung dengan Partai Golkar pada 1984. Di partai berlambang pohon beringin ini, Fahmi sempat mengisi sejumlah posisi. Puncak karir Fahmi Idris di dunia politik adalah ketika dia sempat menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada dua periode, yaitu pada 1998-1999 dan 2004-2005. Dia juga sempat menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada 2005-2009.

Fahmi Idris menikah dengan Kartini Hasan Basri, putri Ketua MUI KH Hasan Basri dan dikaruniai dua orang anak, Fahira Idris dan Fahrina Fahmi Idris. Dari kedua anaknya, hanya Fahira Idris yang melanjutkan karir politik ayahnya. Fahira kini sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal DKI Jakarta. (*)  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.