Diskusi Ringan di Pulau Penang
Nasib Wartawan 20 Tahun Mendatang
Pengantar
Serombongan Wartawan Sumbar melakukan lawatan ke negeri jiran Malaysia. Jadwal 7 sampai 9 Desember 2019 itu, boleh dikatakan jadwal terpadat dan penat. Namun sempat juga melihat sejumlah ojek wisata yang perlu ditiru Sumbar. Inilah catatan Zulnadi ke negara tetangga itu.Redaksi
Gua Batu adalah sebuah bukit kapur yang memiliki serangkaian gua dan kuil, yang terletak di bukit Gombak, Selangor.
Nama tempat ini diambil dari nama Sungai Batu, yang mengalir melewati bukit.
Batu Caves juga merupakan nama desa terdekat. Gua ini adalah salah satu kuil Hindu di luar India yang paling populer, yang didedikasikan untuk Dewa Murugan. Situs ini adalah titik fokus festival Hindu Thaipusam di Malaysia.
Setiap objek yang dikunjungi, tak terlihat preman dan tukang pakang. Mobil pribadi dab bus besar sudah ada lokasi parkirnya. Tak kelihatan batang hidung petugas parkir.
Lokasinya selalu bersih karena pengunjung tak membuang sampah semvarangan. Bak dan kantong sampah mudah ditemui.
Situasi bertolak belakang dengan objek wisata yang ada di Sumbar. Tak terurus dan banyak pungutan pula kepada pengunjung.
Dari KL sekitar jam 3 Waktu Malaysia rombongan menuju Pulau Penang dengan jarak tempuh 6 jam. Wow enam jam diatas bus, penat apa yang ketidak, walaupun tempak duduk dua untuk satu orang.
Bus pesiar ini dirancang dengan 44 sit, penumpang hanya 22, maka satu penumpang dapat dua sit.
” Kalau tak begitu, bisa asam urat naik,” ujar Mawar.
Rombongan tiba di Penang sudah malam, sekitar jam 23, tapi beberapa kedai makanan dan minuman masih buka.
Selasai cekin di hotel, sejumlah perokok berat bergegas ke luar. Cari angin malam Penang sambil menikmati Teh Tarek dan roti cane.
Adalah Khairul Jasmi yang komisari SP itu yang traktir. Lumayan murah hanya 25 RM.
Murahnyo lai, sela Ketua, PWI Heranof. Kalau gitu tambah satu porsi lagi canenya. Heranof menemani Hasril Caniago yang terlambat bergabung malam itu.
Dua jam berleha leha di kedai Nasi Kandar itu, cerita kemana suka.
“20 tahun ke depan lai coiko juo wak ko. Atau ado juo Wartawan ko,” sebut KJ.
Ancak dibuek novelnyo mah, sela Hasril tentang kehidupan Wartawan di tahun 2040.
Tahun itu??, 2040, lai ado juo awak yang disiko kini ko ah!., tukas Gusfen Khairul.
Foto dan kenangan di pulau Penang bisa jadi saksi bisu 20 tahun kemudian. Itupun bagi yang mau mengoleksinya. Wartawan untuk yang satu ini sangat abai.
Malam semakin larut, kamipun kembali ke hotel, karena esoknya jam 08 pagi sudah harus cek out.
Minggu 8 Desember, rombongan dibawa mendaki bukit namanya Bukit Bendera yang ramai pengunjungnya.
Masuk lokasi ini harus membayar RM 30. Antrian panjang dan berliku untuk menikmati kereta hingga sampai ke puncak. Tapi pengunjung senang.
Wisata alam Penang Hill menyuguhkan pemandangan Kota Penang dari ketinggian serta flora-flora khas Penang.
Lokasinya berada sekitar 6 kilometer dari pusat kota George Town yang merupakan ibukota negara bagian Penang.
Untuk mencapai puncak tertinggi Penang Hill, pengunjung bisa naik kereta api dengan jalur kemiringan yang cukup memacu adrenalin.
Kereta ini mampu mengangkut hingga 100 penumpang dalam sekali berangkat dan beroperasi mulai pukul 06.30 hingga 21.00 waktu Malaysia.
Jalur kereta api atau yang dikenal Penang Hill Railway ini dibangun sekitar tahun 1906 hingga 1923.**