Diplomasi ‘Tak Tun Tuang’ Wonderful Indonesia ‘Menusuk’ Pasar Thailand

by -

Semangat Bangkok-Penampilan Sasando dan tarian khas Indonesia dalam di Thai International Travel Fair (TITF) 2018 betul-betul memukau. Ribuan audience yang terdiri dari kalangan bisnis dan traveller berbagai penjuru dunia dibuat terpesona. Semua langsung senyap. Semua dibuat terpukau di tengah main stage yang ada di Queen Sirikit National Convention Center, Bangkok, Thailand.

Pameran pariwisata terbesar di Thailand itu memang terasa beda ketika tim kesenian Wonderful Indonesia tampil di panggung utama. Audience terlihat serius menyimak setiap sajian culture yang memesona. Nyaris tak ada yang pindah dari depan panggung. Semuanya terlihat enjoy menyaksikan atraksi tim Wonderful Indonesia. “Ini sangat keren. Musik dan tariannya spektakuler,” tutur President of Thai Travel Agents Association (TTAA) Suparerk Soorangura.

Soorangura memang tak asal bicara. Meskipun Thailand adalah “musuh profesional” Wonderful Indonesia, Negeri Gajah Putih itu terlihat sangat respek dengan tim Merah Putih. Tim tarinya banyak dipuji. Begitu juga sasandonya. “Tariannya bagus-bagus. Sasando Indonesia juga luar biasa. Ternyata lagu hits ‘Tak Tun Tuang’ juga bisa dibawakan Sasando dengan sangat baik,” tambahnya.

Djiton Pah yang mengalunkan hits ‘Tak Tun Tuang’ pun langsung banjir pujian. Audience terlihat salut dengan kepiawaian Djitron memainkan alat musik khas Rote, Nusa Tenggara Timur itu. Apalagi, lagu yang dimainkan sangat ngehits. Sangat popular. Cerminannya bisa dilihat dari kibaran topiknya yang pernah menduduki puncak trending topik nomor satu di Malaysia, Thailand, Singapura, Kamboja, Laos, Vietnam bahkan sampai ke Korea. “Menggoda wisatawan lewat musik adalah jurus yang sangat pintar. Sukses untuk Wonderful Indonesia,” ucapnya.

Menpar Arief Yahya pun ikut sumringah. Dia mengaku happy lantaran jurus yang dikeluarkan langsung mengena di ‘jantung’ traveller Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

“Ini sekaligus mengenali “musuhmu.” Ingat kata-kata Sun Tzu, “Kenali dirimu, kenali musuhmu, maka engkau akan memenangkan persaingan! Atau dalam bahasa marketing, kenali customers mu, kenali rivalmu, maka kamu akan tampil menjadi pemenang!” ungkap Arief Yahya yang asli Banyuwangi itu.

Menpar Arief Yahya menambahkan musik itu universal. Musik yang hebat di ujung dunia, bisa dengan cepat dan mudah dinikmati oleh orang dari belahan lain. Teknologi membuat selera bermusik semakin mudah diakses dari mana saja, kapan saja, dengan berbagai devices. Datanya pun ada. Contoh riilnya bisa dilihat dari popularitas lagu ‘Tak Tun Tuang’. Saking ngehitnsya, lagu ‘Tak Tun Tuang’ pernah dicover oleh penyanyi-penyanyi papan atas Malaysia, Singapura dan Thailand. Viewernya pun sudah menyentuh angka 23 juta.

“Kebetulan pemusik Indonesia memiliki selera yang jauh lebih maju. Kalau di Indonesia sukses, maka jika dipromosikan di level ASEAN dan Asia Pasifik, sangat mungkin juga bisa sukses,” kata Arief Yahya.

Deputi Deputi Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, I Gde Pitana, ikut mengamini. Dia mengaku makin pede bisa mendulang banyak wisman Thailand usai TITF 2018. “Jadi, misi utamanya adalah menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia. Lewat musik yang disuka pasar traveller mancanegara, saya yakin peluang mendulang wisman akan jauh lebih besar,” terang Pitana saat didampingi Kepala Bidang Pemasaran Wilayah Singapura dan Thailand Afrida Pelitasari. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.