Semangat Payakumbuh-Untuk meningkatkan kemandirian hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri, Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh menggelar Forum OPD dalam rangka mewujudkan Renja Prioritas tahun 2019 bertempat di Lantai II Puskesmas Kelurahan Payolansek dan diikuti 40 pimpinan OPD terkait, Rabu (14/03).
Tampak hadir Kepala Dinas Kesehatan, Sat Pol PP, DP3AP2KB, pimpinan Puskesmas se kota Payakumbuh, Kepala UPT RS Adnaan WD, Pimpinan RSI Yarsi, IDI, PDGI dan undangan lainnya. Rapat ini dipimpin langsung Kepala Dinas Kesehatan Elzadaswarman dengan moderator, Desmon Korina.
Sebagaimana dipaparkan Kepala Dinas Kesehatan, saat ini kita dihadapkan dengan keprihatinan banyaknya penyakit menular dan tidak menular yang melanda warga kota. Untuk meminimalisir semua itu perlu adanya Program perilaku hidup sehat dan meningkatkan kualitas lingkungan sehat. Salah satu dengan “CERDIK” diperuntukkan bagi masyarakat yang sehat dan belum terserang penyakit apapun.
Ia mengatakan, perilaku CERDIK itu sendiri adalah menCek kondisi kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet sehat dengan Kalori seimbang. Sementara perilaku patuh bagi yang telah terkena penyakit dengan pengobatan yang tepat, tetap diet sehat dan gizi seimbang, upayakan beraktivitas fisik dengan aman dan hindari rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.
Ditambahkannya, Forum OPD ini bertujuan untuk melahirkan sebuah Renja Prioritas untuk tahun 2019 yang diawali dengan penyusunan renstra bersama OPD terkait, sebagaimana telah diatur dalam Permendagri No 86 tahun 2017. Renja tersebut selanjutnya akan tergambar dalam indikator kinerja utama dan standar keberhasilan dalam pelayanan kesehatan.
Sementara itu, Kepala Bappeda diwakili Kabid Sosbud, Yuswaldi yang hadir bersama 3 orang rekannya, mengakui beban tugas dan kerja Dinas Kesehatan beserta jajarannya sangat banyak dan cukup kompleks, karena menyentuh langsung pada pelayanan kesehatan masyarakat.
“ Saking pentingnya pelayanan dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat, Pemko Payakumbuh telah mengalokasikan dana APBD sebesar 10 % untuk Dinkes dan jajarannya. Meskipun dana itu sebenarnya belum lagi bisa menciptakan kesejahteraan dan peningkatan layanan kesehatan, tapi kami apresiasi dengan berbagai prestasi yang diraih jajaran dinas kesehatan.
Terkait terjadinya perubahan SOTK di Dinas Kesehatan, mungkin ada perlunya Perda No. 17 tahun 2016 kita tinjau lagi secara bersama, untuk diusulkan SOTK yang baru,” pesan Yuswaldi.
Pada sesi tanya jawab, Kabid Pendidikan dasar, Irwandi Damawan mengusulkan adanya koordinasi dan kerjasama terkait penetapan standar WC yang sehat dan sanitasi yang layak pada lembaga penyelenggara pendidikan, dalam hal ini tingkat SD dan SLTP.
Pengusul lainnya datang dari IDI yang disampaikan, dr. Junaidi. Ia menyampaikan bahwa sudah sepatutnya UU No. 29 Tahun 2004 tentang pengawasan diterapkan secara optimal, karena banyak fasilitas kesehatan yang belum memiliki izin operasional termasuk ketersediaan SDM yang bersertifikasi.
Usul selanjutnya juga datang dari Perwakilan DP3AP2KB yang disampaikan, Taufik. Taufik menyebutkan bahwa perlunya ada koordinasi dan kerjasama Dinkes dengan DP3AP2KB dalam peningkatan kualitas ketahanan keluarga, termasuk tindak lanjut pengawasan IRT UKM.
Menyikapi usulan dan saran yang disampaikan beberapa peserta Forum OPD, Kadinkes Elzadaswarman berjanji akan melakukan koordinasi ketat dengan OPD terkait termasuk Sat Pol PP dalam penegakan dan pengawasan pelaksanaan Perda, sehingga nantinya tiada lagi istilah “Sagan Wak”. Karena selama ini sudah terlalu banyak tolerir yang kita diberikan, termasuk oleh OPD lain.
“ Mohon kerjasama OPD terkait dalam pelaksanaan pengawasan nantinya. Selain itu dalam inas Renja 2019 dkesehatan kita masih fokus pada implementasi program perilaku hidup sehat dan peningkatan kualitas lingkungan sehat pada masyarakat,” pungkas Elzadaswarman.(jn)