SEMANGATNEWS.COM – RF (17), tidak menyangka bakal terjangkit Covid-19. Sejak Rabu (14/7) lalu, dirinya dinyatakan positif terpapar virus Corona itu. Namun dia tidak butuh rawatan intensif, cukup isolasi mandiri saja.
Beruntungnya, RF –pelajar yang sehari-hari menjadi gharin di sebuah mushalla di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang Timur itu– tidak perlu isolasi di bilik mushalla. Fasilitas isolasi mandiri untuk dirinya sudah tersedia. Rumah Kesehatan Covid-19, namanya.
Ada empat Rumah Kesehatan Covid-19 di Ganting. Satu di bawah pengelolaan kelurahan, tiga lagi milik kaum pasukuan. Dan sedang diupayakan pula penambahan rumah serupa di kelurahan yang baru saja didapuk sebagai Kelurahan Berprestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat itu. Inilah upaya penanganan Covid-19 berbasis kearifan lokal yang mendapat pujian banyak kalangan tersebut.
RF menjadi orang pertama yang menghuni rumah isolasi ini. Rumah Kesehatan Covid-19 Kaum D. Datuak Simarajo, Suku Pisang, Nagari Gunuang. Begitu merek spanduk yang tertulis di rumah isolasi itu. RF, diantar ke sana, Sabtu (17/7), menjalani isolasi mandiri dengan fasilitas lengkap yang tersedia di rumah itu.
Lurah, Januardi, SE beserta tokoh masyarakat setempat turut mengantar RF ke rumah yang persis berada di seberang jalan depan RSUD Padang Panjang itu. Rumah isolasi ini, jauh dari keramaian dan juga menghadap matahari terbit.
Dalam masa isolasinya, RF bisa dengan mudah berjemur diri, mendapatkan asupan vitamin D3 dari sinar matahari. Sementara fasilitas lainnya, dia tinggal memanfaatkan semua yang tersedia.
“Untuk fasilitas dan makan-minum RF, kita sudah berkoordinasi dengan Satuan Tugas (Satgas) yang ada di kelurahan,” sebut Januardi.
Pemindahan RF ke rumah isolasi ini, sangat didukung orang tuanya yang tinggal di Nagari Tambangan, Kabupaten Tanah Datar. Daripada anaknya itu isolasi seorang diri di bilik mushalla yang serba terbatas fasilitasnya.
“Kalaupun dia isolasi di rumah, di Tambangan, malah lebih menyulitkan, karena jauh dari kota. Lebih baik dia diisolasi di rumah isolasi ini,” sebut Lenny, ibu RF.
Selain rumah isolasi kaum D. Datuak Simarajo, di Ganting ada dua rumah serupa milik kaum M. Datuak Lelo Anso Suku Sikumbang Tigo Niniak dan kaum D. Datuak Banso Rajo Suku Pisang. Satu lagi rumah kesehatan yang dikelola warga bersama aparatur kelurahan.
Keberadaan rumah-rumah ini, dipuji tenaga ahli menteri kesehatan, Dr. dr. Andani Eka Putra, M.Sc. Dikatakan kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas itu, rumah-rumah isolasi berbasis kaum ini, wujud perhatian ninik mamak kepada kaumnya.
“Ada pemberdayaan kaum. Bila ada anak kemenakan yang positif, ada tempat isolasinya. Kekerabatan kaum di daerah kita ini sangat kuat. Diharapkan, ini menjadi hal baru dan bagus, karena para datuk atau pemuka adat akan menjadi sangat perhatian untuk masalah itu,” ujarnya beberapa waktu lalu tatkala meninjau rumah-rumah isolasi ini.
Andani berharap rumah isolasi berbasis kaum ini bisa dimaksimalkan pemanfaatannya. “Jangan sekadar ada, tapi tidak digunakan. Ini mencegah kita jangan terlalu banyak isolasi mandiri di rumah-rumah. Filosofi yang paling penting, menanamkan kepada masyarakat bahwa Covid-19 itu ada dan diselesaikan secara gotong royong,” tuturnya. (Eti)