Defriman Djafri: Pastikan Ketersediaan APD, Tenaga Kesehatan Risiko Tinggi

by -

Defriman Djafri: Pastikan Ketersediaan APD, Tenaga Kesehatan Risiko Tinggi

Semangatnews, Padang-  Prediksi Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat-FKM Unand, Defriman Djafri akhirnya terbukti bahwa tenaga kesehatan atau pegawai yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan sangat berisiko untuk tertular.

Kemudian adanya beberapa daerah kabupaten/kota belum terkonfirmasi itu adalah soal waktu.

Tingginya risiko tenaga kesehatan ini, pemerintah harus memastikan ke tersediaan  Alat Perlindungan Diri-APD bagi mereka.

Prediksi Defriman ini diungkapkan, pada vidio conferen, dengan sejumlah Wartawan, Sabtu dan Senin, (2 dan 4 Mei 2020), sehari menjelang berakhirnya PSBB tahap pertama di Sumbar.(catatan PSBB berlanjut hingga 29 Mei).


Dari data yang dihimpun dan diolah Tim Defriman ini, terlihat dan terbukti tenaga kesehatan menempati urutan pertama terpapar virus corona covud 19 di Sumbar.

Karena itu, Ia merekomendasikan pada penguasa daerah agar APD dan kelengkapan lainnya ready for use di instansi tersebut.

Defriman merinci siapa yang dimaksud  tenaga kesehatan. Mereka adalah pelayan medis, petugas tracking kontak ke lapangan, petugas penanganan jenazah dan lain lain.

Seperti diberitakan Semangatnews bahwa, jejaring riwayat kontak berdasarkan pekerjaan justru terbanyak pada tenaga kesehatan yakni 20,27 persen, menyusul Ibu Rumah Tangga-IRT, 16,22 persen.


ASN dan TNI, Polri berada pada  urutan ke tiga dengan 13,51 persen. Menyusul pedagang/pegawainya 12,84 persen. Mahasiswa dan pelajar 10 81 persen.


Dengan terungkapnya kasus di Agam yang menyatakan 5 petugas kesehatan terpapar corona, semakin mempertinggi persantase dari tenaga kesehatan.

Untuk Defriman menghimbau, agar tenaga kesehatan betul betul bekerja dan melayani pasien sesuai SOP  covid 19.


Untuk memperkecil ruang gerak virus ini, Dekan FKM Unand ini mengajak segenap lapisan masyarakat untuk melakukan sosialisasi agar tidak ada yang menyembunyikan riwayat kontak atau keluhan kesehatan.


Ini penting, agar upaya memutus mata rantai penyebaran menjadi maksimal.


Defriman juga merekomendasikan perlunya screening dan deteksi kasus secara masif. Perketat pengawasan pembatasan gerak perjalanan.


Sebab dari 3 kasus sudah terjadi penularan antar kabuoaten/kota.
Potensi peningkatan penularan bisa terjadi lantaran adanya pergerakan manusia pulang kampung sekaitan bulanbRamadhan/lebaran.


Defriman juga meragukan isolasi di rumah alias mandiri kurang efektif.

Hal ini penting karena  dominasi kasus adalah penularan secara lokal.
Adanya beberapa daerah kabupaten dan kota yang belum terkonfirmasi, menurut Defriman adalah sesuatu yang perlu dimonitor terus.

Jika memang bersih ya Alhamdulillah, tetapi kalau belum terungkap, itu persoalan waktu saja.


Buktinya Agam yang dulunya zero kini terungkap menjadi 9 terkonfirmasi, menyusul Padangpanjang dan Pd.Pariaman.


Untuk itu daerah lain jangan terlena. Lakukan deteksi dengan mengedepankan kearifan lokal, mengajak seluruh unsur, ninik mamak, alim ulama, bundokanduang, birokrat, lsm dan unsur pemuda.


“Mari bersatu putus mata rantai penyebaran covid 19, tutup Defriman.(zln)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.