SEMANGATNEWS.COM, PESISIR SELATAN – Tingginya curah hujan yang terjadi sejak Sabtu (6/5) malam hingga Minggu pagi, (7/5/2023) mengakibatkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan terendam banjir .
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Doni Gusrizal melalui, Kabid Kedaruratan dan Logistik, Defrisiswardi, Minggu (7/5/2023) mengatakan, hingga Minggu siang dilaporkan ada sebanyak 10 kecamatan terendam banjir, akibat tingginya curah hujan dua hari terakhir.
Ia menyebutkan, dari 10 kecamatan itu, yang terparah adalah wilayah Koto XI Tarusan, Batang Kapas, Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Basa Ampek Balai (BAB) Tapan dan Ranah Ampek Hulu (Rahul).
“Dari pantauan teman-teman di lapangan, masih ada masyarakat yang bertahan di rumah masing-masing. Sementara itu dibeberapa lokasi ketinggian banjir lebih dari satu meter,” ungkap Defrisiswardi.
Dari sejumlah kecamatan itu, selain rumah warga terendam banjir, sejumlah akses jalan kabupaten dan jalan nasional juga terendam banjir dan tidak bisa dilalui kendaraan.
“Ya, akses jalan terendam banjir itu, di Batang Kapas ada empat nagari. Lalu, di Kecamatan Lengayang, Ranah Pesisir di Sungai Liku dan di Basa Ampek Balai Tapan di Alang Rambah. Sedangkan ruas jalan nasional di kawasan Duku , Kecamatan Koto XI Tarusan sudah bisa dilalui kendaraan sekitar pukul 11.00 WIB,” ujarnya.
Ia mengatakan, hingga Minggu siang, tim BPBD Pessel masih terus memantau dan siaga untuk mencegah terjadi dampak besar akibat banjir yang terjadi. “Untuk BPBD, personel kita siaga sekitar 75 orang dibantu TNI-Polri. Lalu kita melakukan evakuasi wanita hamil yang terkepung banjir di Kecamatan Lengayang,” terangnya.
Sementara itu satu unit jembatan gantung yang merupakan sarana transportasi masyarakat Nagari Amping Parak Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan putus diterjang banjir .
Walinagari Amping Parak Timur, Mulyadi mengatakan, akibat putusnya jembatan tersebut akses warga Kampung Tanjung Gadang dan Kampung Teratak Paneh lumpuh.
Ia menjelaskan, luapan sungai mengikis bagian pondasi sebagai penyambung bangunan jembatan tersebut. Amblas akibat terkikis sungai, dan membuat kedudukannya lepas dan terputus dari pondasinya.
Ia mengatakan, sejauh ini pasca putusnya jembatan tersebut, pihaknya sudah melaporkan ke pemerintah kabupaten. Pihaknya berharap, jembatan tersebut untuk bisa segera diperbaiki, meski masih ada akses alternatif untuk kedua kampung itu.. “Yang penting untuk ke sawah dan ladang. Jadi kita berharap segera dapat penanganan, dan itu sudah disampaikan ke Pemkab Pessel,” ujarnya.
Selain itu, dua unit bangunan Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Ashabul Kahfi di Kabupaten Pesisir Selatan yang baru saja selesai dibangun dan ditempati ambruk diterjang longsor.
Longsor terjadi sekitar pukul 01.00 WIB dini hari, Minggu 7 Mei 2023. Selain bangunan, sejumlah peralatan elektronik milik Pondok Pesantren Ashabul Kahfi juga rusak dan tertimbun.
Pimpinan MTI Ashabul Kahfi, Heru Kisnanto Tengku Kebijaksanaan menyebutkan, tidak ada barang yang terselamatkan. Semua peralatan rusak akibat tertimbun tanah longsor. “Tidak ada yang bisa terselamatkan. Karena semua rusak tertimpa reruntuhan,” ungkap Tengku Kebijaksanaan.
Ia menjelaskan, longsor menimpa sekolah tersebut, setelah dilanda hujan deras sejak Sabtu sore. Akibat kejadian itu bangunan penahanan bukit di samping sekolah runtuh dan menimpa bangunan sekolah tersebut. “Dua bangunan yang rusak itu adalah ruang pimpinan dan ruang guru,” terangnya.
Ia menyebut, hingga saat ini pihaknya masih menghitung kerugian yang ditimbulkan kejadian itu. Pihaknya berharap, MTI Ashabul Kahfi bisa melalui cobaan ini, dan segera mendapatkan solusi untuk membangun kembali.
“Mudahan-mudahan kejadian itu tidak mengganggu kegiatan sekolah. Total kerugian mencapai Rp 200 juta, dan kami segera berupaya mencari solusinya,” tutupnya.