SEMANGATNEWS.COM, PADANG PANJANG – Canting Buana Kreatif Padang Panjang tetap dan semantiasa berkomitmen untuk mempertahankan ekoprint dan batik tulis dengan sentuhan motif ragam hias budaya lokal Minang sebagai kekuatan utamanya di tengah-tengah menjamurnya batik luar terutama dalam bentuk batik printing memasuki pasar Sumatera Barat.
Dilihat sepintas batik printing yang kini banyak beredar di pasaran layaknya seperti batik tulis yang di desain dan kerjakan secara manual hampir sama bentuknya. Namun bila diamati secara cermat dan teliti terlihat kentara perbedaannya baik dalam desain, proses pengerjaan maupun hasil jadi.
Menurut pimpinan Sanggar Batik Canting Buana Kreatif, Widdiyanti saat ditemui di sanggarnya, Jalan Bangdes II RT X, 69, Padang Panjang, Sumatera Barat, Jumat siang (20/01/23) menyebutkan, sekarang tinggal bagaimana publik secara cerdas dapat membedakan antara batik printing dengan batik tulis hasil penjelajahan kreativitas penciptanya berisikan seperangkat nilai-nilai bermuatan budayalokal.
Dijelaskan, saat ini banyak bertebaran batik printing yang di datangkan dari luar Sumbar terutama pulau Jawa. Namun demikian, batik tulis Minang dengan bermuatan ragam hias daerah sebagai kekuatan lokal dikerjakan secara manual tentulah tidak kalah menariknya karena dikerjakan tangan-tangan terampil yang terlatih cukup lama.
Karena itu, ujar Widdiyanti, dosen seni kriya ISI (Institut Seni Indonesia) Padang Panjang yang juga satu-satunya instruktur batik nasional dari Sumbar tersebut menyebutkan dalam upaya memajukan dunia batik di Sumbar, masyarakat bahkan lembaga pemerintahan dan semua OPD yang ada benar-benar teliti membedakan antara batik printing dengan batik tulis sebagai bentuk memberdayakan hasil kerajinan anak nagari yang kini mulai tumbuh dan berkembang sebagai kekuatan pembangunan kebudayaan bidang seni kriya.
Bahkan bukan tidak mungkin batik printing dari luar dengan desain ragam hias non lokal tersebut untuk mengelabui peblik, diberi cap batik Minang agar masyarakat tertarik untuk mengoleksinya. Ini namanya modus untuk mengelabui masyarakat terhadap kerajinan batik anak nagari yang sudah bersusah payah merintisnya sejak lama di Sumbar dengan kekuatan lokalnya, ujar Widdiyanti.
Terbuka Sebagai Tempat Kunjungan Wisata dan Belajar Batik
Sebagai salah satu bentuk hasil seni kriya anak nagari, Canting Buana Kreatif Batik, Padang Panjang selalu terbuka untuk dikunjungi sekaligus menjadi tempat belajar bagi masyarakat terhadap batik tulis bahkan eko print yang kini mulai tumbuh bak cendawan subur di Sumatera Barat.
Sebagai salah satu warisan dunia versi UNESCO yang cuma ada di Indonesia, seni batik kini makin digemari kalangan anak muda bersumber dari eksplorasi motif ragam hias Minangkabau. Bahkan dalam beberapa hari terakhir di sela-sela kunjungan dan belajar ke Canting Buana Kreatif, anak muda Alya Lawindo guru mengaji di Amerika Serikat dalam kesempatan libur ke kampung halaman di Padang Panjang menyempatkan diri untuk belajar membatik, ujar Widdiyanti.
Alya warga Padang Panjang yang lahir dan besar di Amerika Serikat ingin memperkenalkan Kota Padang Panjang dan beberapa daerah Sumatera Barat di Amerika melalui video promosi batik serta dunia wisata yang ada di Sumatera Barat. Apalagi di Amerika Serikat tidak pernah dijumpai warisan leluhur seperti membatik tersebut, ujar Widdiyanti menambahkan. (Muharyadi)