SEMANGAT WAKATOBI – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyambangi masyarakat Suku Bajo di kawasan Mola Raya, Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kunjungan kali ini bukan pertama kali. Kunjungan sebelumnya 23 Maret 2017.
Susi bersama warga Suku Bajo dari lima desa di kawasan Mola Raya yaitu Mola Utara, Mola Bahari, Mola Selatan, Mola Samaturu, dan Nelayan Bhakti kerja bakti membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sekitar lingkungan tempat tinggal warga. Sampah menjadi sumber penyakit bagi masyarakat sekitar.
KKP menyediakan berbagai peralatan seperti excavator, mobil roda tiga, sekop, cangkul, sapu lidi, pacul, gerobak, skopnet, pengait sampah/gancu, dan karung sampah untuk keperluan kerja bakti. KKP bersama-sama warga juga menyiapkan tempat pembuangan akhir sampah-sampah tersebut.
Dalam kerja bakti, sarana mandi cuci kakus (MCK) di kawasan Mola Raya yang sudah tidak dapat digunakan, diperbaiki. Selain itu jalan-jalan yang rusak diperbaiki.
Di akhir kegiatan kerja bakti, KKP menyerahkan peralatan kebersihan secara simbolis sebagai bentuk kepedulian KKP untuk kebersihan perkampungan nelayan Mola Bahari. Menteri Susi berpesan agar warga tidak membuang sampah sembarangan.
“Nanti jangan buang sampah ke laut lagi ya, Bu. Kalau buang sampah ke laut, rumahnya juga saya buang ke laut,” ujar Menteri Susi yang disambut gelak tawa warga, Senin (3/4/2017).
Setelah kerja bakti massal, terlihat perkampungan warga lebih bersih, tertata dengan teratur. Menteri Susi juga meminta Bupati Wakatobi H. Arhawi, agar memperhatikan kebersihan dan keindahan di lingkungan warga diantaranya dengan menyiapkan tempat pembuangan sampah.
“Wakatobi ini salah satu destinasi pariwisata nasional. Kalau ada wisatawan mancanegara datang tapi melihat kondisi kampung Suku Bajo seperti ini, kita tidak boleh diam. Nanti tidak ada yang mau datang. Kalau sudah bersih daerah sini juga akan jadi incaran wisatawan,” tegas Menteri Susi.
KKP juga menyalurkan bantuan berupa 100 paket peralatan dapur seperti panci, penggorengan, piring, dan gelas dan sembako. Pasalnya, pada kunjungan sebelumnya Menteri Susi masih menemukan warga miskin yang bahkan tidak memiliki peralatan makan seperti piring dan gelas yang layak.
Dalam kunjungan sebelumnya, Menteri Susi mendapati kesehatan masyarakat Suku Bajo sangat buruk. Banyak anak kekurangan gizi, dan menderita down syndrome. Begitu pula dengan orang dewasa, mengidap penyakit gondok, tumor, infeksi pasca operasi, sakit jantung, dan lainnya. Guna menanggulangi masalah kesehatan warga, KKP juga menyediakan posko pengobatan gratis di Poskesdes Mola Selatan dan Mola Utara. Di posko warga dapat memerika kesehatan sekaligus pengobatan. Diposko terdapat 3 dokter umum dan 2 dokter gigi. Warga yang mengalami sakit serius juga akan dibuatkan rujukan ke rumah sakit yang memadai.
Kesehatan balita dan ibu hamil juga menjadi perhatian utama Menteri Susi. KKP mendistribusikan paket vitamin dan makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil.
“Ibu bapak, nanti bawa anaknya ya berobat di Poskesdes. Semua yang sakit-sakit berobat saja ke sana. Gratis. Kita juga sediakan susu, biskuit, dan vitamin untuk anak-anak. Yang dewasa yang kurang sehat juga ada vitamin di Poskesdes,” imbau Menteri Susi kepada masyarakat yang dijumpainya.
Guna meningkatkan akses kesehatan masyarakat Mola Raya yang masih buruk, BRSDMKP juga menginvenrtarisasi keikutsertaan warga dalam program BPJS kesehatan.
Tak lupa, Menteri Susi kembali mengingatkan pentingnya asuransi bagi para nelayan.
“Bapak sudah ada asuransi nelayan kah? Buruan dibikin, supaya nanti kalau kenapa-napa ada jaminan. Tubuh dipakai terus melaut ya harus diasuransikan,” ujar Menteri Susi kepada seorang nelayan paruh baya yang menderita penyakit jantung.
Menteri Susi juga meminta DJPT melakukan pendataan nelayan di wilayah kampung Bajo Mola yang belum menerima asuransi nelayan.
“Intinya, memberikan kehidupan yang layak bagi masyarakat Suku Bajo, harus menjadi prioritas,” tandasnya .
Kedatangan Menteri Susi kali ini didampingi oleh Bupati Wakatobi H. Arhawi, Dirjen Pengelolaan Ruang Laut (DJPRL) Brahmantya Satyamurti, Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (DJPSDKP) Eko Djalmo Asmadi, Dirjen Perikanan Tangkap (DJPT) Sjarief Widjaja, dan Dirjen Perikanan Budidaya (DJPB) Slamet Soebjakto, serta Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Zulficar Mochtar. (sumber : RRI)