LIMAPULUH KOTA,—Baru saja kembali bertugas dari luar daerah, Bupati Limapuluh Kota, Irfendi Arbi yang mendengar kabar bahwa ada warganya yang menjadi korban Galodo yang terjadi di jalan lintas Sumatera Halaban – Lintau Buo, langsung mendatangi rumah duka di Jorong Tanjung Haro Selatan, Kenagarian Sikabu-kabu, Tanjung Haro, Padang Panjang, Kecamatan Luak, Minggu (14/10).
“Kami ikut berduka atas kepergian orang tua Riko, wali Jorong Tanjuang Haro selatan, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah dan almarhum ditempat disisi yang sebaik-baiknya,”ujar bupati kepada wartawan di rumah duka.
Hingga berita ini diturunkan, orang tua laki-laki dari kepala Jorong yang ikut bersama ibunya ini, Iwir (62) masih belum ditemukan. Untuk itu, bupati berharap tim penyelamat segera menemukan keberadaan orang tua dari Riko ini.
“Mari kita bersama-sama berdoa supaya orang tua laki-laki riki cepat ditemukan. Kepada Tim BPBD Limapuluh Kota kirimkan anggota untuk membantu korban bencana di Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar,” himbau Irfendi.
Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat yang berada didaerah rawan bencana untuk terus meningkatkan kewaspadaan, karena kondisi cuaca yang ekstrem. “Dalam musim hujan ini apalagi masyarakat yang tinggal di pinggir sungai dan di dekat tebing – tebing yang rawan terjadi longsor tetap waspada, mudah-mudahan tidak ada lagi bencana yang menimpa saudara-saudara kita,”pungkasnya.
Sebelumnya, Isak tangis tak terbendung ketika menyambut kedatangan Jenazah Yarnida diantarkan di rumah duka pada Jumat (12/10) malam sekitar pukul 19.00 Wib.
“Sesudah Sholat Ashar, waktu itu ayah dan Ibu hendak pergi pengajian ke Lintau Buo menggunakan sepeda motor. Setiap Kamis Malam Beliau selalu ikut pengajian, jadi tidak ada firasat apa-apa ketika kejadian menimpa ibu,”ujar kedua anak Korban Riki dan Riko yang juga merupakan kepala Jorong Tanjung Haro Selatan ini menceritakan kepergian orang tuanya.
Dikatakan Riko, waktu kejadian Banjir Bandang dan longsor di daerah Lintau Buo dirinya mendapat kabar dari media sosial, namun tidak ada firasat bahwa ibunya bakal terkena musibah itu.
Awalnya, tidak ada dari kami yang menduga bahwa motor yang dikendarai ibu dan ayah bakal terkena musibah ini. Namun setelah bebarapa waktu Riko mencoba menghubungi ayah dan ibunya melalui telpon, namun urung mendapat kabar. “Waktu itulah kita mulai berfirasat buruk setelah tidak bisa berkomunikasi dengan ayah dan ibu,”ujarnya.
Pada Jumat pagi, dirinya mencoba mencari keberadaan kedua orang tuanya menuju Lintau. Hingga, pada akhirnya Riko mendapat kabar bahwa ada pengendara sepada motor yang tertimbun longsor dengan ciri-ciri yang sama dengan sepeda motor ayahnya.
Pada Jumat Sore tim sar berhasil menemukan jenazah Yarnida dalam kondisi meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke puskesmas Lintau Buo. Selanjutnya Jenazah Yarnida langsung dibawa pihak keluarga ke rumah duka dan dikebumikan Sabtu (13/10). (jn)