SEMANGATNEWS.COM, PADANG PANJANG – Hampir tiga minggu bulan Suci Ramadhan 1444H/2023 M berjalan ternyata tidak menyurutkan minat masyarakat untuk belajar dan mendalami ilmu membatik terutama batik tulis dengan mengadopsi motif-motif ragam hias berbasis budaya lokal.
Kegiatan edukasi batik tulis Minang ini tentulah memiliki kesan tersendiri bagi masyarakat yang ingin mengetahui, memahami dan mengapresiasi serta memiliki seni batik tulis Minang yang tidak dimiliki daerah lain.
Hal itu disampaikan pimpinan Sanggar Batik Canting Buana Kreatif Padangpanjang, Widdiyanti, di sanggarnya Jalan Bangdes II RT X, 69, Padangpanjang, kepada semangatnews.com, minggu sore, 09/04/23.
Menurut Widdiyanti, kegiatan belajar membatik terutama batik tulis di sanggarnya, selama Ramadhan ini dimulai sejak pagi hari hingga senja jelang berbuka puasa, bahkan ada yang melanjutkannya selesai sholat tarwih berlangsung.
Yang menariknya dari masyarakat yang belajar membatik tersebut, rata-rata mereka terlihat kecanduan membuat batik mulai dari proses pembuatan desain, memindahkan desain, proses mencanting, pencelupan hingga pejemuran sampai finishing semuanya dikerjakan dengan rileks.
Dan, tanpa terasa mereka yang mayoritas kalangan anak muda remaja, mahasiswa, kaum ibu-ibu bahkan kalangan bapak-bapak dari berbagai daerah bahkan ada dari sejumlah OPD di berbagai kota/kabupaten Sumbar karya-karya yang mereka kerjakan ternyata telah memiliki nilai jual tinggi karena sentuhan seni dan keindahan motif-motif berbabais budaya lokal tinggi.
Saat ditanya berapa jumlah rata-rata mereka belajar membatik di Sanggar Batik Canting Buana Kreatif Padangpanjang ini? Menurut Widdiyanti yang juga doseni Seni Kriya dan instruktur batik nasional ini menyebutkan setiap hatinya selama ramadhan jumlahnya bervariasi, ada yang berkelompok dengan sejumlah anggota dan ada grup dari sejumlah OPD yang semula hanya melihat dan menyaksikan proses membatik, malah ketagihan ingin mencoba langsung dibawah bimbingan sanggar, jelas Widdiyanti.
Deta dan Sal Batik Paling Diminati
Kunjungan masyarakat untuk belajar membatik bahkan juga ada yang belajar eco print di Canting Buana Kreatif ini, pengunjung juga diberi ruang apresiasi terhadap batik-batik yang telah selesai dikerjakan dan dipajang selesai dikerjakan.
Selain memberi ruang kepada masyarakat yang datang ke sanggar untuk belajar membatik, pihaknya juga memberi apresiasi kepada setiap tamu yang datang, guna mendalami beragam motif ragam hias Minangkabau dengan cara mengerjakan dan mencanting motif-motif batik yang kaya dengan nilai-nilai filosofis dan syarat makna sebagaimana yang dihasilkan pihak sanggar selama ini,” ujar Widdiyanti.
Selain busana, kini batik yang tampil dalam bentuk “deta” dan “sal batik” dengan beragam corak motif ragam hias Minang, kini menjadi trend digunakan untuk tamu-tamu baik tamu lokal regional bahkan nasional yang menarik. Kita tetap komit untuk tetap mempertahan motif-motif ragam hias Minang yang kaya dengan corak dan warna untuk produksi batik di Canting Buana Kreatif.
Bagaimana pun sebagai salah satu warisan dunia versi UNESCO yang cuma ada di Indonesia terutama di pulau Jawa, kini mulai berkembang pula di Sumatera Barat dengan mayoritas motif ragam hias lokalnya sebagai kekuatan utama, kita tetap menjaga batik Minang dengan marwah bentuk, corak dan ragam hiasnya,” ujar Widdiyanti. (Muharyadi)