Bawang Merah Melonjak Tajam di Solok Selatan

by -

Bawang Merah Melonjak Tajam di Solok Selatan

Semangatnews, Solsel.— Harga komuditi cabai merah hasil pertanian masyarakat di Solok Selatan (Solsel) anjlok, sementara bawang merah melonjak tajam.

Pergeseran harga hasil bumi tersebut terjadi semenjak musibah wabah virus corona atau covid 19 yang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat dunia.

“Cabai merah ini anjlok sejak wabah corona, dan pasokan saat ini hanya dari petani Solsel saja. Namun bawang merah mengalami kenaikan tajam, karena pasokan dari daerah zona merah seperti Kabupaten Solok dan Kebupaten Kerinci, Jambi tidak masuk lagi,” ungkap Sasniati,43, pedagang sayuran di Pasar Padang Aro.

Cabai merah sejak rabu pagi hingga siang terjadi fluatif atau naik turun harga. Paginya harga cabai jatuh diharga Rp10.000 perkilogram dan siangnya mengalami kenaikan menjadi Rp15.000 perkilogram. Dan bawang merah tembus Rp40.000 perkilogram.

Pengunjung pasar cukup ramai, jauh berbeda dari hari atau minggu sebelumnya. Dia mengatakan, jumlah pengunjung pasar sama seperti akan memasuki lebaran.

“Cabai merah paginya Rp10 ribu sekilo dan siangnya naik seharga Rp15 ribu sekilo. Dan pengunjung pasar cukup ramai kali ini,” tukasnya.

Biasanya, ditengah pasar bisa berlari. Selain pedagang sepi, pengunjung pasar pun minim sejak awal wabah corona menghadang.

Tapi hari ini sebutnya, kondisi pasar cukup menggairahkan tingkat jual beli. Biasanya, hanya sedikit barang kebutuhan harian terjual. Baik sayur dan lainnya.

“Pasar sudah ramai, dan sebagian warga berbelanja sudah patuhi aturan phsycal distancing atau jaga jarak satu sama lainnya,” tukasnya.

Sementara Mul Enti, pedagang lainnya mengatakan, kenaikan harga bawang merah lebih dipicu sejak diterapkan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), demi tidak masuknya warga antar Kabupaten dan antar provinsi ke Solsel.

Apalagi saat ini daerah Solsel yang dikatakan Pemkab Solsel masih zona hijau, sudah dikepung oleh Kabupaten berstatus zona merah. Seperti Dharmasraya, Kabupaten Solok, Pesisir Selatan dan Kerinci, Jambi.

“Sehingga pasokan bawang merah dari Surian dan Alahan Panjang, Kabupaten Solok tidak masuk ke Solsel. Begitu juga dari Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Ini penyebab bawang merah merangkak naik,” tuturnya.

Harga bawang merah sebelum wabah virus pandemi maksimal hanya Rp30.000 perkilogram. Nah, sekarang sudah menembus angka Rp40.000 sekilo.masarakat merasa berat, dengan harga bawang yg melonjak tinggi. Ungkapanya (Afri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.