Semangatnews, Padang- Persoalan kapan, dimana dan dengan siapa akan bersua. Itu semua adalah Allah Yang Maha Tahu dan Maha Mengatur.
Sungguh.. dalam dua hari belakangan, Senin dan Selasa, (26/27) kami dipertemukan yang sama sama jebolan fakultas hukum Bung Hatta, meskipun jaraknya sudah puluhan tahun.
Pertama Senin, bertemu dengan Deri Asta ,SH yang kini dipercaya sebagai Walikota Sawahlunto. Pertemuan itu berlangsung di kantor Walikota Sawahlunto saat kami Tim penilai mengunjungi kota arang itu.
Deri Asta Wako Sawahlunto.
Dia rupanya BP 1992 sepuluh tahun jaraknya dengan saya yang BP 1982.
Dengan Walikota Sawahlunto ini kami bicara formal saja, tak banyak pembicaraan menyinggung almamater. Kesannya dia memang berpenampilan formal, walaupun kami tim diajak makan bareng di ruang kerjanya.
Deri Asta sebelum terpilih jadi Wako Sawahlunto, Ia dua setengah periode menjadi anggota dewan Sawahlunto.
Ceria saat bersua dengan teman lama.
Sama tapi tak serupa atau serupa tapi tak sama, Selasanya kami tim penilai mengunjungi Kabupaten Sijunjung.
Sesampai di Muaro kami diarahkan ke kantor DPMD Sijunjung yang diterima oleh Sekretarisnya.
Kami, pak Rusdi, Gusfen dan Akral istirahat di ruang kerja kepala DPMD Sijunjung.
Tak lama berselang muncul sosok fostur dengan berpakaian dinas rapi dan necis. Saya mengira ini adalah Kepala Dinas PMD Sijunjung.
Tapi pak Rusdi cepat menyela dan menyalami, ee pak Wakil Bupati, katanya.Tentu saya juga spontan ber diri dan menyalami. Cuma salam saya tak diiringi cipika cipiki sebagaimana dilakukan pak Rusdi.
Begitu juga dengan Gusfen yang tak hanya sekedar bersalam tapi ada cipika cipiki.
Gusfen Khairul dan Arrival Boy, sama sama di Kosgoro
Akral juga tak mau ketinggalan yang baru keluar dari kamar mandi dan sepertinya mau sholat sunat duha, menghampiri Wabup dan bersalaman seperti dilakukan pak Rusdi dan Gusfen dengan ciri khas ada peci menutup kepalanya.
Gusfen dan Akral sepertinya sudah kenal lama, begitu juga mungkin dengan pak Rusdi. Tapi…, seumur-umur baru kali ini saya ketemu yang bernama Arrival Boy.
Gusfen dan Akral silih berganti cerita nostalgia dengan pak Arrival Boy ini. Cerita masa di KNPI, liku laka di Kosgoro. Saya terus terang terpelongo saja.
Tapi begitu saya dengar adalah Sarjana Hukum, lalu saya bertanya; hukum mana ?.Dia menjawab bung hatta. Ee ciek wak mah, kata saya langsung akrab dan Ia pun menyatakan siap senior.
Mendengar pembicaran kami, Gusfen langsung menimpal. “Ciek almamater dan alumni ruponyo”.Tatingga wak, sepertinya Gusfen iri.
Ketemu pertama dan langsung akrab memang sesuatu yang langka. Tapi almamater dan alumni jauh jauh hari telah mengikat kami sebagai pernah satu kapal yang namanya Fakultas Hukum Bung Hatta.
Good luck buat kedua yunior yang telah berjaya sebagai pemimpin suatu negeri. “Sawahlunto dan Sijunjung” adalah ladang pengabdian mu.