Apakah Saya Perlu DSA, Pak Dokter?

by -

Apakah Saya Perlu DSA, Pak Dokter?

SEMANGATNEWS.COM

Pertanyaan ini ditanyakan oleh puluhan dan mungkin ratusan orang dan pasien. DSA menjadi begitu populer. Media sosial telah membuat prosedur DSA booming. Fakta dan Mitos seputar DSA bercampur baur menjadi satu. Pasien dan masyarakat awam seringkali tak mampu mencerna mana fakta ilmiah dan mana klaim berdasarkan testimoni. Berikut adalah pertanyaan yang sering ditanyakan, dan jawaban berdasarkan fakta ilmiah saat ini.

*1. Apakah saya perlu DSA, pak Dokter?*

DSA yang dimaksud masyarakat adalah Digital Substaction Angiography (DSA) serebral. Prosedur ini bertujuan untuk melihat dan mengevaluasi pembuluh darah leher dan pembuluh darah otak. DSA akan menunjukkan bukan hanya anatomi pembuluh darah, tapi juga aliran darah dari fase arteri sampai fase vena. Hasil DSA menunjukkan foto dan video pembuluh darah beserta alirannya. Prosedur DSA dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah (umumnya pembuluh darah pada lipatan paha, atau juga dari pembuluh darah lengan).

Tidak semua orang dan pasien memerlukan DSA. Hanya pasien dengan kecurigaan adanya kelainan pada pembuluh darah leher dan otak yang memerlukan DSA. Misalnya pasien dengan stroke berulang, pasien dengan kecurigaan penyempitan pembuluh darah otak, pasien dengan kecurigaan kelainan pembukuh darah otak (aneurisma, AVM). Umumnya kelainan-kelainan ini sudah terdeteksi dengan modalitas sebelumnya seperti MRI/MRA dan CT/CT angiografi.

*2. Apakah DSA bisa digunakan untuk screening?*

DSA tidak digunakan untuk screening. Screening untuk melihat dan mengevaluasi pembuluh darah otak dilakukan dengan menggunakan modalitas yang non invasif, yaitu MRI/MRA dan CT angiografi. Apabila ditemukan kelainan pembuluh darah dari MRA dan CTA, maka diperlukan DSA serebral. Apabila tidak ditemukan kelainan, maka DSA serebral tidak diperlukan.

*3. Apakah DSA bisa mencegah stroke?*

Pencegahan stroke tidak bisa dilakukan dengan DSA. DSA hanya modalitas untuk memotret pembuluh darah saja. Tidak memiliki efek untuk mencegah stroke. Pencegahan stroke dilakukan dengan mengatasi faktor risiko stroke pada pasien seperti Hipertensi (Darah Tinggi), Diabetes Mellitus (Kencing Manis), stop merokok, menurunkan kolesterol darah dan faktor risiko yang lain.

*4. Apakah DSA bisa mengobati stroke?*

Sekali lagi DSA hanya memotret pembuluh darah. Pengobatan stroke dilakukan dengan tindakan intervensi yang juga merupakan prosedur kateterisasi seperti DSA, namun menggunakan alat-alat intervensi yang lebih canggih seperti microcatheter, microwire, stent, dan coil. Prosedur intervensi yang dimaksud adalah seperti mengeluarkan bekuan darah, menutup pembuluh darah yang pecah akibat aneurisma dan AVM. Prosedur intervensi ini selalu didahului oleh prosedur DSA.

*5. Apakah DSA serebral memiliki risiko?*

DSA merupakan tindakan invasif. Memasukkan kateter kedalam pembuluh darah pangkal paha, lengan dan leher tentu saja memiliki risiko. Risiko tersebut ada namun tidak selalu terjadi. Risiko tersebut meliputi timbulnya lebam-lebam ditempat masuknya kateter, alergi bahan kontras, timbulnya bekuan darah pada kateter, cidera pembuluh darah akibat kateter, dan perdarahan. Secara umum risikonya sangat kecil (<3%).

*6. Apakah DSA bisa membersihkan pembuluh darah otak?*

DSA yang diungkapkan bisa membersihkan pembuluh darah otak tidaklah benar. Memang pada saat DSA digunakan obat “pengencer” darah atau antikoagulan yaitu Heparin. Obat ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya bekuan saat dilakukan DSA karena adanya kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, dan kateter merupakan benda asing yang masuk kedalam tubuh. Klaim bahwa DSA bisa membersihan pembuluh darah otak tidak memiliki dasar ilmiah.

*7. Apabila saya tidak mengalami stroke, apakah saya perlu melakukan DSA?*

Apabila tidak mengalami stroke dan menginginkan screening pembuluh darah otak, maka MRI dan MRA adalah pilihan terbaik, bukan DSA. Apabila ditemukan kelainan pada gambaran MRI dan MRA, saat itulah DSA diperlukan dan memiliki indikasi untuk dikerjakan.
________________________
Dr. Achmad Firdaus Sani
Ketua Pokja Nasional Neurointervensi
Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi
(PERDOSNI)
achmad-f-s@fk.unair.ac.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.