Fakta-fakta Gempa yang Baru Terjadi di Indonesia, Menurut BMKG

by -
Gempa Filipina, KBRI evakuasi 14 mahasiswa UMY dari Batangas

SEMANGATNEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa setiap hari terjadi gempa bumi lebih dari 18 kali di Indonesia.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Kekuatan gempa yang terjadi pun beragam.

Daryono mengatakan untuk gempa dengan magnitudo dibawah 5,5 sebarannya sangat banyak tanpa diprediksi.

“Di Indonesia tiap hari terjadi gempa lebih dari 18 kali. Untuk magnitudo dibawah 5,5 sebarannya sangat banyak tanpa diprediksi pun muncul sendiri,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Jumat (04/06/21).

Bahkan, Daryono menegaskan bahwa tidak ada yang bisa memprediksi gempa kuat di atas magnitudo 6,0.

Dia pun menyebut bahwa memprediksi gempa-gempa kecil di Indonesia sama dengan berburu di kandang domba.

“Jika memang ada alat yang dapat memprediksi sebaiknya gempa kuat diatas 6,0 supaya tidak dibilang kebetulan. Di sini memprediksi gempa kecil sama dengan berburu di kandang domba,” paparnya.

Dalam sehari, pada Kamis 3 Juni 2021, BMKG mencatat ada beberapa gempa yang dirasakan di Indonesia.

Pertama pada gempa Pusat gempa berada di darat 8 km Barat Daya Kota Sabang dengan kekuatan magnitudo 4.

Kemudian, gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang mengguncang Ternate, Maluku Utara.

BMKG mengatakan pusat gempa 135 kilometer barat daya Ternate, Maluku Utara, dengan kedalaman 10 km.

Selain itu, juga terjadi gempa bumi dengan magnitudo 4,6 mengguncang Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat.

BMKG mengatakan pusat gempa di laut 75 kilometer tenggara Manokwari Selatan, dengan kedalaman 88 km.

Dan pagi ini, tercatat terjadi gempa bumi dengan magnitudo 3,1 mengguncang Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

BMKG mengatakan pusat gempa di darat 6 kilometer timur laut Sumbawa, dengan kedalaman 5 km.

Daryono kemudian, juga mempertanyakan kemampuan prediksi gempa di wilayah Indonesia.

Terutama untuk gempa-gempa dengan skala kekuatan yang tergolong kecil.

“Di sini (Indonesia) memprediksi gempa kecil sama dengan berburu di kandang domba,” katanya lewat unggahan di akun media sosial Twitter, Kamis malam 4 Juni 2021.

Di Indonesia, dia menerangkan, gempa bisa terjadi lebih dari 18 kali setiap harinya.

Bahkan, menurutnya, untuk yang magnitudo di bawah 5,5 memiliki sebaran yang sangat banyak.

“Tanpa diprediksi pun muncul sendiri,” katanya lagi.

Jadi, Daryono menantang, jika memang ada alat yang diklaim dapat memprediksi gempa sebaiknya pilih kejadian gempa kuat diatas Magnitudo 6,0 untuk diprediksi. “Supaya tidak dibilang kebetulan.”

Beberapa saat sebelumnya, Daryono dimintakan tanggapannya mengenai klaim kemampuan memprediksi gempa yang kembali diajukan tim peneliti di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Terbaru adalah gempa dengan Magnitudo 5,3 di Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah, pada 29 Mei 2021, yang disebut telah terdeteksi tiga hari sebelumnya.

“Selalu cocok, sudah dipakai tesis mahasiswa saya, lewat internet kita bisa bantu memberi peringatan tiga hari sebelum kejadian gempa di antara Aceh hingga NTT,” kata Ketua Tim Peneliti Sistem Peringatan Dini (EWS) Gempa UGM, Profesor Sunarno, seperti dikutip dari laman resmi UGM pada Rabu, 2 Juni 2021.

Bahkan untuk wilayah Yogyakarta, lokasi di mana alat EWS dipasang, prediksi disebutnya bisa dilakukan hingga tujuh hari sebelumnya.

“Algoritma awal kami hanya mendeteksi dini 3-7 hari sebelum gempa mengingat stasiun pemantau kami hanya ada di DIY,” katanya.

Sebelum di Toli-Toli, Sulawesi Tengah, alat diklaim mampu memprediksi sederet gempa bumi lainnya yang terjadi di sejumlah wilayah tanah air.

Sebut saja gempa bumi di Bengkulu dengan Magnitudo 5,2 dan 5,1 pada 28-29 Agustus 2020.

EWS Gempa UGM juga disebutkannya berhasil memprediksi gempa bumi di Barat Daya Sumur, Banten dengan magnitudo 5.3 pada 26 September 2020.

Bahkan gempa di Aceh, berkekuatan 5,0 M di Barat Daya Sinabang, Aceh pada 1 September 2020 dan di Nagan Raya, Aceh, dengan Magnitudo 5,4 pada 14 September 2020.

Selain itu, alat buatan peneliti dari UGM ini juga diaku berhasil memprediksi gempa bumi berkekuatan 5,1 M yang terjadi di Barat Daya Pacitan pada 10 September 2020.

(sumber : Okezone & Tempo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.