SEMANGATNEWS.COM – Pemerintah Kota Payakumbuh memilih untuk mengembangkan sistem infromasi dan teknologi (IT) secara swakelola, termasuk fiber optic (FO) atau serat optik guna mendukung implementasi sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE).
Selain akses internet, akses intranet yang diswakelola melalui fiber optik sangat bermanfaat untuk memudahkan akses aplikasi yang dikembangkan oleh pemko sendiri.
Menurut Wali Kota Riza Falepi, Senin (8/3), kepada media menyampaikan keuntungan swakelola ini, dari sisi anggaran terjadi pengehematan yang sangat besar di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo). Untuk pemeliharaan juga tidak ketergantungan kepada pihak ketiga tersebut. Apabila terjadi gangguan, bisa langsung diatasi oleh tenaga IT dinas.
“Dengan demikian Pemko Payakumbuh bisa menghemat anggaran jauh dibanding memakai jasa pihak ketiga seperti swasta dan BUMN,” kata Riza.
Sementara itu, Plt. Kadiskominfo Armein Busra didampingi Kasi Infrastruktur dan Teknologi Nopan Pirsa saat ditemui di kantornya menerangkan Pemko Payakumbuh hanya membeli bahan mentah seperti kabel dan peralatan jaringan FO, sementara untuk instalasi dan konfirgurasi dilaksanakan tenaga IT Diskominfo bidang E-Goverment, mereka sudah terlatih dan sudah mengantongi sertifikat palatihan Fiber Optik.
Menurut Armein, keuntungan memakai FO ada stabilitas jaringan intranet dan lebih aman dibanding yang wireless karena sifat jaringan FO tertutup. FO dipakai untuk akses aplikasi intra pemerintah yang dikembangkan Pemko dan akses internet. Sudah ada lebih kurang 50KM penjang kabel FO yang dipasang di dalam Kota Payakumbuh.
“Kalau kita tidak memakai FO, disaat tingkat penggunaan jaringan yang melewati radio wireless tinggi, channel sering terjadi interferensi, dan itu akan mengganggu ke performance jaringan, konsekuensinya akses intranet bisa mengalami pelambatan dan sulit mengakses aplikasi yang dipakai OPD, apalagi OPD pelayanan yang akan sangat terganggu,” papar Armein.
Armein menjelaskan, jaringan fiber optik di Payakumbuh sudah dipasang di seluruh Puskesmas, beberapa OPD bagian pelayanan publik, dan rumah sakit. Rencananya akan dipasangkan juga di seluruh sekolah dan kelurahan.
Menurut Armein, di kota/kabupaten lain masih ada yang menggunakan jasa pihak ketiga, ada yang menyewa, bahkan ada yang belum memiliki intranet yang terhubung secara keseluruhan.
“Kita menyadari kekurangan menggunakan pihak ketiga adalah budget yang jauh lebih mahal, serta dalam urusan pemeliharaan kita jadi ketergantungan. Dalam hal ini, dengan memberdayakan tenaga IT yang ada secara langsung sudah menghemat anggaran di dinas. Jasa pemasangan dan konfirgurasi tidak sedikit jika ditenderkan. Sehingga kita bisa memfokuskan anggaran untuk kegiatan lain. Memang SDM yang diberdayakan adalah tenaga IT di Pemko Payakumbuh sendiri,” pungkasnya. (07)