SEMANGAT PAYAKUMBUH – Keluhan masyarakat terhadap tidak lancarnya air dari PDAM beberapa waktu lalu direspon dengan cepat oleh Walikota Payakumbuh, Riza Falepi. Kondisi PDAM tersebut diakui Riza disebabkan oleh kapasitas penyediaan air minum saat dibangun dulu sebenarnya hanya untuk kapasitas 10 ribu pelanggan, namun sekarang sudah lebih 22 ribu pelanggan. Lagi pula Kota Payakumbuh masih mengandalkan sumber air dari Kabupaten 50 Kota. “Mau tidak mau harus dibuat sumber air kita sendiri,” ujar Riza.
Riza menawarkan langkah solusi yang inovatif yakni mengambil sumber air dari Batang Agam untuk difilter secara teknologi sehingga menjadi air layak minum. Untuk itu Riza bersama jajaran Dinas PUPR dan Direktur PDAM Kota Payakumbuh berangkat ke Jakarta Kamis (28/09) menghadap Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Muhammad Sundoro, M. Eng dan Kepala Pusat Air Tanah dan Air Baku, Amir Hamzah untuk memuluskan rencananya tersebut.
Setelah melalui berbagai upaya dan presentasi, usaha Riza bersama jajarannya membuahkan hasil. Kementrian PUPR akhirnya menyetujui anggaran untuk pembangunan dan pengolahan sumber air dari Batang Agam.
Menurut Kadis PUPR Kota Payakumbuh, Muslim ketika dihubungi Jumat siang (29/09) menyampaikan bahwa usulan untuk pembangunan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) dari Sungai Batang Agam sudah dilakukan beberapa waktu yang lalu ke Kementrian PUPR. “Alhamdulillah kemarin (Kamis) disetujui untuk dilaksanakan tahun 2018 pembangunan sumber air baku dari Dirjen Sumber Daya Air direncanakan sebesar 15 M dan instalasi pengolahan air minum (IPA) dari Dirjen Cipta Karya direncanakan sebesar 21 M.
Muslim menambahkan pembangunan dilakukan secara bertahap, tahap awal untuk kapasitas 100 liter per detik dan di tahap kedua baru ditambah lagi 100 liter per detik. Jadi target awal kita adalah 200 liter per detik. “Ini cukup lumayan, mengingat sumber air dari Batang Tabik saat ini baru 80 liter per detik,” ujar Muslim.
Muslim menambahkan langkah Pemko untuk menyediakan sumber air baru disebabkan oleh kebutuhan air minum semakin meningkat, sedangkan ketersedian sumber air tidak tercukupi lagi untuk kebutuhan masyarakat. Sehingga pada jam-jam tertentu terjadi kekurangan pasokan air. Selain itu adanya rekomendasi dari BPK bahwa Kota Payakumbuh harus mempunyai sumber air bersih sendiri. “Saat ini sumber air Kota masih dari Kabupaten, itupun untuk menambah kapasitas atau debit airnya kita tidak dibolehkan,” ujar Muslim.
Muslim mencontohkan Kota Jambi yang sudah sukses memakai sistem ini. “Bahkan air mereka, Sungai Batanghari lebih kotor dari Sungai Batang Agam, insya Allah akan kita terapkan dan menjadi solusi kekurangan pasokan air di Payakumbuh,” pungkasnya.(Jentrael)