SEMANGAT MENTAWAI-Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet siap menerima bantuan pembangunan pembangkit listrik dari pihak manapun agar seluruh daerah di Mentawai teraliri listrik. Selain itu, memastikan menyediakan pendukung pembangunan, seperti penyediaan lahan. Akan tetapi, pendirian pembangkit listrik harus sesuai dengan potensi daerah, bukan bersifat ujicoba yang justru menghabiskan anggaran.
“Dulu sudah ada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di setiap rumah. Akan tetapi, baterai penyimpan energi mudah rusak, tidak bisa digunakan lagi. Kalau rencananya ada bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Angin (PLTB), pastikan dulu apakah sesuai,” ungkap Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet ketika Rapat Koordinasi bersama Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno di Auditorium Gubernuran, Kamis (3/8/2017).
Yudas menjelaskan, kebutuhan listrik di Mentawai sangat vital untuk membantu percepatan pembangunan di daerah itu. Rasio eletrifikasi di Kepulauan Mentawai saat ini baru 32 persen. Terdapat 32 desa di Bumi Sikerei itu yang sama sekali belum terjamah listrik. Ketiadaan energi listrik di sejumlah lokasi juga menjadi sebab tidak terealisasinya pembangunan Base Transceiver Station (Stasiun Pemancar) Telekomunikasi.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Sumbar Reti Wafda mengungkapkan, guna membantu percepatan pembangunan kelistrikan di Sumbar, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan bantuan pendirian PLTB di 10 titik. Empat titik telah teralokasikan, dan 6 sisanya diproyeksikan untuk Kepulauan Mentawai.
“Syaratnya harus membangun tapak tiang untuk PLTB. Kalau bersedia, pada kunjungan LIPI dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) akhir Agustus nanti, kami arahkan bantuan itu ke Mentawai,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kepulauan Mentawai, Naslindo Sirait mengatakan, PLTB memungkinkan untuk wilayah pesisir barat Mentawai. Diakuinya, saat ini Pemkab Kepulauan Mentawai telah menyusun Rencana Umum Energi Daerah (RUED). Dalam rencana aksi, rasio elektrifikasi di Kepulauan Mentawai bisa mencapai 100 persen di tahun 2045. Sumber energi yang digunakan yakni potensi energi terbarukan yang ada di daerah.
“Energi listrik dari biomassa dari bambu mulai dikembangkan di 3 desa. Kita dapat bantuan hibah dari Amerika Rp. 120 Miliar. Kedepan potensi energi mikro hidro dan angin yang akan dikembangkan,” pungkasnya.