Oleh Irwan Prayitno
Pada 11-21 Juli lalu diselenggarakan acara skala internasional di Padang yaitu Musabaqah dan Multaqa Dai Se-Asia, Afrika dan Eropa. Di antara yang hadir adalah Imam Masjidil Haram Syaikh Hasan Al Bukhari, Syaikh Khalid Al Hamoudi, Syeikh Musyir Siwar Dzahab (mantan presiden Sudan), dan Duta Besar Arab Saudi Usamah Mohammaed Ash Shuibi. Sepuluh negara Asean juga ikut mengutus dai dan ulamanya di acara ini.
Saya berkesempatan menghadiri acara ini dan juga menutup acara tersebut. Sekitar 500 Dai dan Ulama yang hadir dalam acara ini mendapat respon positif dari masyarakat Kota Padang khususnya dan Sumbar secara umum. Para peserta yang datang dari luar negeri pun memberikan respon positif terhadap acara ini dan juga terhadap sambutan masyarakat.
Di akhir acara ini dihasilkan sebuah kesepakatan yang disebut “Deklarasi Padang”. Beberapa poin penting dari deklarasi ini adalah umat Islam adalah umat yang satu tanpa melupakan adanya perbedaan, di mana akhlak mulia dan akidah yang lurus adalah landasannya. Kemudian, persatuan, kesatuan dan persaudaraan umat Islam harus terus ditumbuhkan dengan mengedepankan cinta kasih sesama manusia, di mana ulama juga diharapkan berperan dan mampu menjadi teladan bagi umat.
Dan terakhir, solidaritas umat Islam harus terus dipelihara agar mampu berkontribusi terhadap penderitaan saudaranya di belahan dunia lain seperti Rohingnya dan Palestina dan tempat lainnya.
Poin-poin penting Deklarasi Padang menunjukkan betapa Islam adalah ajaran yang penuh rahmat dan menjunjung persatuan dan persaudaraan. Dai dan ulama yang berkumpul memberikan kesejukan kepada umat sehingga diharapkan memberi dampak positif kepada masyarakat. Dan yang saya saksikan sendiri, masyarakat begitu antusias dengan acara ini.
Alhamdulillah, momentum pelaksanaan acara ini memang pas waktunya. Yaitu setelah Sumbar dianugerahi sebagai destinasi wisata halal dunia dan kuliner halal beberapa waktu lalu. Sehingga pelaksanaan acara Musabaqah dan Multaqa Dai ini turut mensukseskan Sumbar sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi.
Salah satu acara yang diselenggarakan dalam kaitan Musabaqah dan Multaqa Dai ini adalah festival memasak rendang. Rendang adalah kuliner asli Sumbar, dan baru saja kembali mendapatkan pengakuan di CNN Travel sebagai makanan paling enak di dunia.
Selain itu, pelaksanaan pembukaan acara Musabaqah dan Multaqa Dai ini dilakukan di Masjid Raya Sumbar. Masjid Raya Sumbar saat ini sudah menjadi ikon destinasi wisata di Kota Padang dan Sumbar. Dengan berlangsungnya acara berskala internasional tersebut semakin memperluas publikasi tentang Masjid Raya Sumbar ini di lingkup internasional.
Kementerian Pariwisata juga turut memberikan dukungan terhadap acara ini. Karena turut memperkokoh Sumbar sebagai destinasi wisata halal. Tak kurang dari Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan bahwa kegiatan Musabaqah dan Multaqa Dai di Sumbar membuktikan kepada dunia internasional bahwa Indonesia aman dan dapat dikunjungi oleh siapapun.
Wisata halal akan menarik datangnya para wisatawan dari negara-negara Islam, negara-negara Asean dan juga untuk menarik datangnya wisata keluarga.
Selain itu, dalam acara ini juga diselenggarakan forum bisnis yang mempertemukan para pengusaha dari Timur Tengah dengan pemerintah daerah yang ada di Sumbar, dan juga pelaku usaha yang ada di Sumbar.
Jika para pelaku usaha yang tergabung atau memiliki organisasi yang menaungi sudah makin cepat menyikapi datangnya para pengusaha luar maupun wisatawan ke Sumbar, maka saya berharap masyarakat pun bisa mengambil kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan secara positif dari dilaksanakannya berbagai kegiatan pertemuan di Padang maupun Sumbar.
Peluang bisnis oleh-oleh, kuliner, transportasi, penginapan adalah di antara jenis-jenis peluang yang bisa digarap oleh mayarakat, terutama pelaku UMKM. Pemerintah akan terus menjadikan pariwisata sebagai sarana memajukan Sumbar dan mensejahterakan masyarakat.
Semoga dengan berlangsungnya berbagai kegiatan skala lokal, nasional dan internasional di Sumbar, masyarakat semakin memiliki kesadaran untuk bersama-sama membangun suasana pariwisata yang baik. Sehingga ke depannya pemerintah dan masyarakat secara bersama satu persatu bisa memperbaiki berbagai kekurangan yang masih ada di depan mata, seperti masalah kebersihan lokasi pariwisata dan ketersediaan sarana penunjang yang memadai, tarif masuk dan tarif parkir yang sering dikeluhkan.
Insya Allah, dengan kesadaran semua pihak, potensi wisata halal ini akan menjadi berkah bagi masyarakat Sumbar. Untuk itu, perlakuan kepada wisatawan pun harus dengan cara yang “halal” sehingga memberikan kenyamanan yang baik. Jangan lagi ada pemaksaan yang justru jauh dari nilai Islam itu sendiri. ***