Semangatnews.com, Balai Selasa. Di tengah-tengah wabah covid 19 yang melanda tanah air bahkan dunia dalam beberapa bulan terakhir, ternyata juga berimbas pada kehidupan sanggar seni budaya, sektor pembangunan seni rupa, komunitas seni serta seniman/maupun pelaku seni itu sendiri.
Akibatnya berbagai kegiatan yang ada di sanggar-sanggar seni rupa yang ada, maupun berkarya dalam ranah penjelajahan kreativitas masing-masing seniman maupun pekerja seni tak dapat terlaksana dengan baik dan sempurna. Meskipun diakui sejumlah kecil seniman/pekerja seni rupa masih ada yang tetap berkarya,
tetapi itu lebih ditentukan oleh kemampuan finansial yang bersangkutan.
Hal itu dikemukakan seniman Rizal MS (57 th) yang sekaligus pemimpin sanggar seni rupa "Sanggar Nagari", desa Tanjung Gadang, Sungai Liku, Ranahg Pesisir, Kecamatan Balai Selasa, Pesisir Selatan, saat menerima sejumlah seniman seni rupa, kemarin.
Menurut Rizal, demikian panggilan akrabnya, sejak pandemi covid.19 disertai keluarnya aturan PSBB, sanggar nagari yang biasa melayani kegiatan menggambar gratis bagi puluhan anak-anak usia sekolah, terutama SD dan SMP serta sejumlah siswa SLTA, di luar jam belajar mereka di sekolah sabtu dan minggu, praktis terhenti
sama sekali sesuai aturan prorokoler covid.19, ujarnya.
Namun usai PSBB baru-baru ini di Sumatera Barat, banyak anak-anak mendesak saya untuk belajar kembali seperti biasa, tapi saya belum berani melaksanakan kewajiban memberi pendidikan dan pengajaran menggambar pada anak-anak sebagai penyeimbang otak kiri dan otak kanan pada anak, ujar pelukis potret tokoh- tokoh penting di tanah air itu kepada Semangatnews.com.
Disebutkan, berkat kegigihannya mendirikan "Sanggar Nagari" sejak dua tahun lalu itu beberapa bulan berselang pihak Kemdikbud RI, Jakarta memberikan bantuan peralatan menggambar yang dipergunakan oleh anak-anak, berupa meja menggambar dan peralatan pendukung lainnya, ujar Rizal yang mengaku sejak kahadiran Sanggar Nagari telah banyak dikunjungi publik serta tokoh-tokoh masyarakat.
Sementara Kamal Guci (60 th), rekan Rizal MS sesama seniman seni rupa, saat berkunjung ke sanggar nagarim ketika diminta komentarnya perihal kehidupan sanggar seni rupa maupun komunitas termasuk person seniman/pekerja seni rupa yang ada di Sumatera Barat menyebutkan, sudah saatnya Pemprov maupun
Pemkab/pemko yang ada melakukan pemetaan melalui ahlinya sebagai kekuatan budaya yang ada guna memperkuat pembangunan kebudayaan dan yang tidak kalah pentingnya juga dapat mempeekuat sektor pariwisata sebagai andalan pembangunan dengan perolehan devisanya.
Saat mengunjungi pertama kalinya ke Sanggar Nagari itu, Kamal Guci merasa kaget lokasi sanggar nagari yang cukup menarik dan artistik itu ternyata tidak diimbangi isnfrastruktur yang memadai, yakni jalan menuju Sanggar Nagari desa Tanjung Gadang, Sungai Liku, Ranahg Pesisir, Kecamatan Balai Selasa, Pesisir Selatan lebih kurang 5 km dari jalan raya lintas Sumatera Padang – Bengkulu sangat jelek dan sulit dilalui kendaraan roda empat terlebih bila hujan datang, ujar kamal Guci yang berharap Pemrpov Sumbar maupun Pemkab Pesisir Selatan dapat
memperbaikinya.
Ditempat yang sama pengamat dan kurator seni rupa Muharyadi didampingi Yasrul Sami B, menyebutkan, kehadiran & quot;sanggar nagari" bukan hanya merupakan wadah pembelajaran bagi anak-anak muda untuk memahami seni rupa di luar pendidikan formal di sekolah sebagai penyeimbang otak kiri dan otak kanan, tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri guna menghasilkan karya-karya terbaik di setiap ruang dan waktu sekaligus disisi lain mampu memperkuat sektor budaya bahkan sangat mempengaruhi sektor pariwisata.
Kita berharap, jelas Muharyadi lagi, kehadiran sanggar seni rupa, berbagai komunitas seni, seniman/pekerja seni di suatu daerah kabupaten/kota maupun propinsi di tanah air pada hakikatnya dapat memperkuat sektor embangunan seni dalam perspektif kebudayaan yang juga dapat memperkuat sektor pariwisata bernilai edukasi dan keindahan sebagai cerminan budaya yang ada. (FR/SS)