Edisi berkurung dirumah (14)
Oleh Tan Ambo
1.SEISUK dikampung saya arisan itu disebut julo-julo. Di zaman itu julo-julo indak dalam bentuk pitih atau barang, tapi dalam bentuk kerja. Ada julo-julo kesawah. Mangerjakan sawah, seperti bertanam padi jo meirik padi diarisankan. Semacam gotong royong nan dipergilirkan.
Dalam perkembangannya muncul arisan uang dan dalam bentuk barang.
2.ARISAN identik jo induk-induk, pedusi alias wanita. Para Tek Baya ini sangat menagir dek dia ikut arisan. Dilingkungan RT ada arisan, di pengajian ada arisan, dikantor arisan, sesama menggalas di pasar arisan. Bahkan sama-sama menunggu anak TK keluar sekolah masih terlakit juga dek mereka ber arisan.
3.PEDUSI dima-dima sama saja. Tek Baya saya takah tu pula. Mencandu benar pula sato arisan ko. Pada saat bersamaan saya etong-etong ada 6 arisan nan diikutinya. Arisan RT, arisan Pengajian masjid Cluster, arisan Pengajian masjid Komplek Perumahan, arisan Jalan Pagi, arisan JCC (Jakarta Communication Club) jo arisan Keluarga. Arisannya indak pula besar-besar, cuma berkisar seratus sampai dua ratus ribu. Hanya nan di JCC nan gadang 1 juta sebulan.
4.SAYA tahu persis bara arisan nan Tek Baya sato, karena ketika mau mengisi saya dilibatkan. Tek Baya lapor ke saya. Tapi ketika menerima arisan, saya acap indak tahu. Saya indak bertanya, Tek Baya indak pula lapor. Lengah-lengah cangap saja dia. Padahal cash-flownya sedang baik.
Ke Tek Baya pernah saya usulkan, kalau arisan dapat pertama, sebaiknya uang itu isikan sekali untuk sisa arisan berikutnya. Jadi lunas, tiap bulan indak perlu mengisi lagi. Pala indak pening. ” Arisan apa pula namanya tu… ” alasan Tek Baya menolak.
5.DIMASA PSBB ini ba a pula caranya menarik atau mengocok arisan?. Di arisan keluarga nan pesertanya saya, Tek Baya jo keempat anak, kami tinggal berjauhan. Ada di Palembang, di Bandung, Jakarta serta saya sendiri di Bogor.
Penarikan arisan dilakukan secara on line jo divideokan. Semua bisa mengikuti, jadi cucing mainnya. Alah berjalan dua kali kocok. Nan alah menerima namanya dihapus.
Beitulah arisan tu jalan dalam suasana takah ko kini…