Defriman Djafri: PSBB Langkah Awal Rubah Prilaku Masyarakat

by -

Defriman Djafri: PSBB Langkah Awal Rubah Prilaku Masyarakat

Semangatnews, Padang- Besok tanggal 5 Mei 2020 adalah hari terakhir penerapan PSBB di Sumatera Barat. Soal apakah di perpanjang atau tidak, itu tergantung pada kesepakatan penguasa di daerah ini.

Namun dari kacamata Defriman Djafri Dekan FKM Unand, PSBB adalah suatu langkah awal untuk merubah prilaku masyarakat yang selama ini lengah dan abai dengan masalah kesehatan secara umum.

Apapun faktanya, mari kita jadikan pondasi untuk menghadapi gelombang  pandemi  berikutnya pasca PSBB berakhir nanti”, ajak Defriman  dalam vidcon yang  baru saja berakhir, Senin 4/05, pukul 22.00 wib.

Vidcon dengan host Jonedy Kambang, Defriman mengatakan, PSBB sudah diterapkan pemerintah sejak 22 April lalu.

Lalu apakah sudah efektif atau belum. Ini yang harus kita bedah dan diskusikan bersama, kata Defriman.

Bila dilihat dari segi penambahan korban yang positif, justeru pada rentang penerapan PSBB itu lebih meningkat. Namun jangan cepat pula kita mengultimatum PSBB gagal.

Mungkin saja terdeteksinya  terlambat bersamaan dengan penerapan PSBB, katanya.

“Makna besar PSBB adalah  adanya perubahan prilaku pencegahan dalam masyarakat agar menjadi kebiasaan dan suatu budaya kedepannya”,ujar dekan FKM Unand ini.

Soal PSBB dihentikan atau lanjut adalah sebuah kebijakan pemerintah.
Tapi  yang jelas. bagaimana kita  terus dan berkesinambungan mempromosikan/sosialisasikan apa yang terkandung dalam PSBB.

Sasaran adala tmasyarakat yang tingkat kepedulian rendah, pengetahuanpun rendah pula.

Siapa mereka, ya yang keterpaksaan ekonomi, rumah super sempit, pulsa/komunikasi terbatas dan makan asal kenyang.
Inilah yang harus menjadi target pemerintah dalam pencegahan pandemi covid 19 di Ranah Minang.

Literasi kesehatan perlu dibumikan agar diketahui masyarakat, sehingga mampu membentengi diri dari pandemi apapun, sebut  Defriman.

Dekan FKM Unand ini sepertinya sependapat, bahwa pelaksanaan PSBB di Sumbar belum berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Masyarakat, apakah itu di pasar di Mall, dalam angkot dan tempat belanja lainnya, masih kelihatan belum menjaga jarak pisik dan sosial. Petugaspun tidak kelihatan pada tempat tersebut.

Tentu kita tidak menuduh petugas lemah. Mungkin ada faktor lain yang membuat Ia belum maksimal bekerja. Bisa insentif tidak ada atau tidak seimbang dengan beban tugas.


Defriman tidak tahu persis sistem kerja Tim Gugus Tugas Covid 19, karena Ia tidak terlibat di dalamnya, baik untuk tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten. Tim yang Ia ketua ini, sifatnya membantu sebagai yang diminta Gubernur Sumbar.(zln)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.