Oleh Khairil Anwar
Terhentinya Perdagangan Thatiqal Bahri.
Sejak tahun 1000 SM (abad ke 10), bangsa Arab telah berdagang rempah-rempah ke Minangkabau dengan menggunakan jalur perdagangan laut yang mereka namakan dengan searoutes. Pada tahun 970 SM Nabi Sulaiman di Yaman membangun bendungan dengan nama “Saddu Ma’arib” (saddu berarti bendungan/ waduk).
Pada tahun 120 SM karena keengkaran umatnya kepada Allah, rubuhlah “Saddu Ma’arib” yang telah berusia 800 tahun. Keruntuhan “Saddu Ma’arib” dijelaskan dalam Kitabullah 1. Surat Saba’ ayat 16 (Quran 34/16) yang berbunyi :
Fa a’radu fa arsalna ‘alaihim sailal ‘arimi wa baddalna hum bi jannataihim jannataini zawatai ukulin khamtiw wa asliw wasyai’im min sidrin qalil artinya; karena mereka berpaling (dari ajaran Allah), tuhan kirimkan kepada mereka sailal ‘arimi (banjir besar yang menghancurkan yang dilaluinya), tuhan binasakan semua perkebunan mereka, tanaman mereka yang baik (sidr) ditukar dengan tanaman yang tidak bermanfaat (atsal), sedikit sekali yang tumbuh tanaman sidr.
2. Surat Saba” ayat 19 (Qur’an 34/ 19), yang berbunyi : wa mazzaqna kulla mumaz-zaq (dicerai-beraikan mereka dengan benar2 bercerai-berai
Karena rubuhnya bendungan itu mereka ada yang sampai di Arabia Utara dan ada pula yang sampai di Abesinia. Bani Khuza’ah pindah dan menetap di Mekah. Bani Qailah (Aus dan Khazraj) menetap di Yatsrib, Bani Lahmin menetap di Mesopotamia, mereka mendirikan Negara Hirrah, Bani Jafnah menetap di Oase Gassan-Siria dan mereka mendirikan Negara Gassan. Akibat terjadinya musibah banjir tersebut, maka terhentilah perdagangan Thariqal Bahri orang Yaman, sehingga terhenti pulalah supply kampher dan lada ke Timur Tengah.
Pada abad ke-1 sampai abad ke-2 M, datang bangsa Yunani Dynasty Ptolemy penguasa Mesir untuk membeli rempah2 dan lada, dan mereka banyak menetap di Minangkabau. Mereka inilah yang membentuk nagari dengan nama “polis” di Minangkabau, mereka mengajar orang Minangkabau bersawah, berladang, menaikan air dari sungai dengan kincir2 air ke sawah yang lebih tinggi, menambang emas, dan banyak lagi kebudayaan yang mereka tinggalkan.
Disertasi PH. Brans yang diambil dari Iskandarian Library, menyatakan bahwa Dynasty Ptolemy itu pergi kenegeri penghasil khamper (minanga- kamwa), dan sebagian dari mereka menetap disini. (Bersambung).