Wako Padang: Hindari Anak dari Pergaulan Bebas

by -

SEMANGAT PADANG – Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt Marajo, mengatakan bulan Ramadan tidak saja dijadikan bulan untuk menahan haus dan lapar. Tetapi juga menjadi bulan penuh ampunan, penuh berkah dan amalan, serta menyampaikan kebaikan kepada seluruh umat.
Walikota yang juga buya ini kerap memberikan tausyiah di saat shalat tarawih maupun di waktu tertentu. Seperti dilakukan saat bertarawih di Musala Baiturrahman di jalan Rambutan Raya, Perumahan Belimbing, Kuranji, Sabtu (3/6). Dalam ceramahnya, Mahyeldi menyampaikan pesan kepada seluruh orangtua di Kota Padang.

“Sebagai orangtua, mari kita proteksi anak-anak kita dari pergaulan yang tidak baik saat ini,” ajak walikota di depan seluruh jamaah.

Saat ini kenakalan remaja terus menjadi-jadi. Tawuran antar pelajar dan remaja kerap dilakukan. Bahkan intensitasnya terus meningkat di bulan puasa. Geng motor pun semakin marak.

“Kita sebagai masyarakat harus mengawasi kondisi generasi muda saat ini, jangan sampai mereka ikut terlibat tawuran, geng motor, dan lainnya,” tambah Mahyeldi.

Mahyeldi menyebut, maraknya tawuran dan geng motor karena ada yang menggerakkan. Ada yang ingin menghancurkan generasi muda Indonesia.

Apalagi, Indonesia akan mendapat “bonus demografi”. Di mana 60 persen lebih penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda yang aktif, kreatif, dan inovatif. Sehingga dengan bonus kependudukan itu, ada pihak yang takut Indonesia lebih maju dengan negara lain.

“Karena itu mari bekali anak-anak kita dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang baik,” ujarnya.

Di penghujung ceramahnya, Walikota Padang memberikan pertanyaan kepada seluruh remaja yang hadir di musala tersebut. Mereka yang mampu menjawab dengan benar, mendapatkan Alquran terjemahan berbahasa Minang.

“Coba sebutkan apa yang terjadi pada 28 Oktober 1928 silam?” tanya Walikota.

Rafi yang duduk di barisan tengah ini langsung menunjuk. Lelaki kelas satu SMP ini kemudian diajak ke depan oleh Walikota.

“Sumpah Pemuda, Pak,” jawab anak pengurus musala itu.

Mahyeldi lantas menyuruh Rafi membacakan isi Sumpah Pemuda. Dengan lancar dan suara lantang, Rafi menyampaikan isi Sumpah Pemuda. Usai itu Rafi mendapatkan Alquran terjemahan berbahasa Minang dari Walikota Padang. Rafi pun nampak senang.

Tidak saja Rafi. Siti Aisyah juga begitu. Potongan ayat Alquran yang dilafazkan Mahyeldi mampu dijawabnya dengan benar. Siti Aisyah pun berhak membawa pulang satu Alquran.

“Terimakasih, Pak,” kata Siti Aisyah yang masih kelas tiga SD itu usai menerima Alquran.

Jamaah Musala Baiturrahman nampak senang dikunjungi Walikota Padang pada malam itu. Mereka tak menyangka didatangi orang nomor satu di kotanya. Nampak hadir di musala itu di antaranya Camat Kuranji Rachmadenny Dewi Putri, lurah setempat, dan lainnya.(Charlie)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.