Amalan Pembuka Pintu Rezeki, bagian 2
SEMANGAT RAMADHAN – Jika pada bagian pertama tema ini, salah satu amalan pembuka pintu rezeki manusia adalah dengan beristighfar kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Pemberi Rezeki; maka amalan pembuka pintu rezeki yang kedua adalah menjalin silaturrahim.
Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Man sarrohu ayyubsato lahu fii rizqihi wa ayyunsa’a lahu fii atsarihii fal yasil rohimahu”.
Artinya : “Barang siapa yang dingin dikekalkan dalam rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka supaya menyambung famili (silaturrahim)”. (HR. Bukhori).
Ini kunci kehidupan yang sudah diberikan oleh Nabi SAW kepada kita, artinya ini sudah paten. Jika kita ingin agar rezeki mendekat dan selalu dekat kepada kita, jagalah silaturrahim, jalin persahabatan, hilangkan hal-hal yang bisa merusak silaturrahim tersebut.
Apa saja yang bisa merusak hubungan silaturrahim? Hasad, dengki, buruk sangka adalah salah satu yang secara tak sadar maupun sadar, akan menggerus sedikit demi sedikit jalinan tersebut. Lidah kita pun kadang terpeleset baik sadar maupun tidak, menyakiti perasaan kawan, keluarga, maupun orang tua kita.
Bagaimana jika perusak jalinan silaturrahim tersebut terlanjur terjadi, atau terucap? Mohon ampunlah kepada Allah dengan beristighfar, lalu perbaiki lagi dengan kita menurunkan ego kita, agar ringan dalam meminta maaf pada orang yang sudah kita sakiti hatinya.
Kata “maaf” dan juga kata “terima kasih”, dua frase kata yang sangat simpel, sederhana, tak berat mengucapkan jika ego kita tidak kita tinggikan, ternyata banyak dikaji sebagai “kata ajaib” yang dapat menjalin silaturrahim dan merekatkan kembali hubungan yang telah retak.
Kita perlu ingat pepatah ini:
“1000 kawan terlalu sedikit 1 lawan terlalu banyak”
Dengan senantiasa kita mengingatnya, rasanya kita akan sungguh-sungguh menjaga jalinan relasi dengan siapa saja yang pernah hadir di sekitar kita. Saat kawan kita tak hadir saat kita bersedih, jangan lantas diartikan bahwa mereka tidak peduli. Karena pikiran yang demikian, bukannya memberikan solusi atas masalah yang membuat kita bersedih, malah menambah kesedihan baru yang dapat membuat kita jauh dari mereka.
Daripada kita berburuk sangka dengan karib kerabat kita, akan lebih berfaedah jika kita saling mendoakan. Jika kita sedang kesulitan, kita mendoakan agar karib kerabat kita terlepas dari kesulitan. Karena dengan demikian, doa itu pun akan juga berimbas kepada kita. Hal itu juga disampaikan Rasulullah dalam sabdanya.
Dari Abu Ad-Darda’ dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no. 4912)
Dalam riwayat lain dengan lafazh:
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat yang diutus tersebut akan mengucapkan, “Amin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”
Sungguh indah persaudaraan sesama mukmin itu bukan? Lantas apa yang membuat kita enggan dan sulit menjaga silaturrahim, dan malah menguatkan, kalau saya pinjam istilah anak muda zaman sekarang, “baper”, bawa perasaan. Ego didahulukan di atas persahabatan. Na’udzubillah, tsumma na’udzubillah min dzalik.