Semangatnews, Padang- Sebenarnya, masih banyak program-program pembangunan untuk Sumbar yang diperjuangkan Mulyadi di Senayan. Sayangnya, beberapa program itu tidak bisa dilaksanakan karena kurangnya dukungan kepala daerah terutama dalam hal pembebasan lahan.
Hal ini terungkap dalam wawancara dengan tokoh ini, beberapa hari lalu di Padang.
Dikatakan, seperti, pembangunan embung di kawasan Tabiang Takuruang, yang selain dimanfaatkan sebagai tempat wisata juga bisa untuk pembangkit listrik mikro hidro. Hanya saja tidak jadi dilaksanakan karena pemerintah daerah tidak bisa membebaskan lahan di sana.
“Padahal itu lahan-lahan yang tidak terpakai atau tidak produktif. Sementara, saya sudah minta Kementerian PU menganggarkan Rp100 miliar untuk awalnya. Namun, tidak terlaksana karena persoalan tanah,” tuturnya.
Begitu juga dengan Ngarai Sianok yang telah direvitalisasi pakai bronjong supaya lebih rapi. Menurut Mulyadi, Ngarai sianok ini punya potensi yang besar sebagai destinasi wisata jika dikelola dengan benar. Seharusnya, pemerintah daerah menggandeng pihak swasta untuk mengelolanya.
Karena pemerintah daerah tidak akan punya kemampuan, baik sumber daya manusia maupun manajerial untuk mengembangkan pariwisata secara profesional. Juga harus ada kolaborasi antara Pemko Bukittinggi dengan Pemkab Agam.
“Sayangnya, Gubernur cukup kesulitan mengkolaborasikan kedua pemerintah daerah ini. Menurut saya, semua orang, baik itu Bupati, Walikota dan Gubernur, harus meninggalkan legacy yang akan dikenang oleh masyarakat. Persepsi yang sama antara Walikota, Bupati dan Gubernur terhadap suatu hal bisa menjadi legacy bersama dalam membangun daerah.
Ini yang saya lihat tidak terjadi. Pola penanganannya sangat konvensional dan normatif, atau business as usual. Kalau pola-pola itu terus berjalan di Sumbar maka akan semakin tertinggal dari daerah lain,” ungkap Mulyadi.
Calon anggota DPR 2019-2024 dari Dapil Sumbar II ini mengajak para kepala daerah di Sumbar tidak lagi bekerja ala kadarnya, apa adanya, atau seperti biasanya (business as usual) tanpa mampu membuat terobosan-terobosan positif dan konstruktif.
“Rakyat ingin perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk itu, mari kita sama-sama berjuang dari daerah hingga ke pusat guna meninggalkan legacy atau warisan bersama dalam pembangunan yang monumental bagi masyarakat,” pungkasnya. (zln)