SEMANGAT JAKARTA – Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Indonesian Society of Hypertension) Dr. Adrianus Kosasih, Sp.JP, FIHA mengatakan penyakit darah tinggi atau hipertensi tidak dapat disembuhkan. Paling penting adalah mengontrol dengan pola hidup sehat.
“Tekanan darah tinggi tidak bisa sembuh tetapi bisa dikontrol. Pengontrolan belum tentu dengan obat misal modifikasi gaya hidup. Kalau hipertensi dengan derajat ringan, bisa diperbaiki tanpa konsumsi obat,” kata dr Adrianus dalam perbincangan khusus bersama Radio Republik Indonesia, di Gedung Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/5/2017).
Dia mengatakan seseorang menderita hipertensi apabila memiliki tekanan darah sistolik (A ngka sebelah atas) lebih dari 140 mmHg, dan diastolik ≥ 90 mmHg atau 140/90. Seperti dikutip dari situs Perhimpunan Hipertensi Indonesia, klasifikasi hipertensi yaitu optimal < 120 (Sistolik) dan < 80 (Diastolik), normal 120 – 129 dan/ atau 80 – 84, normal tinggi 130 – 139 dan/ atau 84 – 89, hipertensi derajat 1 140 – 159 dan/ atau 90 – 99, hipertensi derajat 2 160 – 179 dan/ atau 100 – 109, hipertensi derajat 3 ≥ 180 dan/ atau ≥ 110, hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 dan < 90.
Dia menegaskan, penderita hipertensi menjangkit berbagai usia. Usia produktif dapat terkena hipertensi karena disebabkan faktor keturunan dan ditambah faktor lainnya seperti pola hidup tidak sehat.
“Tekanan darah umumnya akan naik seiring bertambahnya usia. Prevalensi tekanan darah tinggi pada usia lanjut lebih tinggi dibandingkan usia muda dan anak-anak. Semua orang bisa terkena darah tinggi terutama ada bawaan gentik diturunkan. Misalnya orang tua punya darah tinggi, maka rentan juga. Kalau ada bawaan (Turunan), ditambah pencetus faktor resiko salah satunya life style yang akan mencetuskan bibit darah tinggi menjadi darah tinggi betulan,” terangnya.
Oleh sebab itu, jika sudah terjangkit hipertensi dengan tingkat derajat berat, harus rutin minum obat dari dokter, rajin berolahraga, mengurangi garam, menjaga pola hidup sehat. Ditanya konsumsi obat herbal apakah dapat menyembuhkan, dia mengatakan tidak tahu.
“Kalau obat herbal, saya tidak tau. Obat yang kita gunakan di kedokteran, sudah ada bukti secara ilmiah, sudah ada peneletian. Jadi prosesnya panjang,” terangnya. (Sgd/AKS)