Anggota DPR RI Dedi Mulyadi Usulkan Pakaian ASN Diganti

by -
IMG-20200112-WA0045

Semangatnews,Jkt-Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, mengusulkan kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birkorasi serta Menteri Agama untuk mengubah aturan pakaian aparat sipil negara (ASN). Dedi meminta agar pakaian disesusaikan dengan basis budaya nusantara.

Menurutnya, ketentuan tentang pakaian ASN dan pejabat merupakan warisan kolonial Belanda. Ia mengusulkan untuk mengubah seragam PNS diganti dengan seragam nusantara.

“Itu pakaian gaya Belanda yang biasa dipakai untuk berburu,” kata Dedi seperti dilansir dari Kompas.com pada Rabu (6/11).

Selain itu, kata Dedi, pakaian seperti itu tidak cocok untuk lingkungan Indonesia. Melihat suhu di Indonesia, Dedi menyebut pakaian berbahan sutera lebih cocok.

“Suhu Indonesia itu cocoknya menggunakan pakaian dari sutera. Bahan baku sutera itu masuk alam Indonesia,” kata Dedi.

Dedi juga menyebut gaya Barat terlihat dalam pakaian anggota legislatif, terutama pakaian sipil lengkap (PSL) untuk acara resmi. Pakain PSL ini adalah baju jas dengan dasi.

Menurutnya, penggunaan PSL ini juga berdampak pada lingkungan. Ketika menggunakan PSL, maka suhu ruangan harus benar-benar dingin karena model pakaian itu membuat gerah.

“Agar suhu dingin, maka harus menggunakan AC dengan PK tinggi dan itu akan merusak lapisan ozon,” kata Dedi.

Dedi menyebut penting untuk menghapus aturan tentang pakaian yang bernuansa Belanda itu dan diganti dengan baju khas nusantara.

“Selain itu, seragam ASN saat ini juga semi-militeristik dan warisan Orde Baru, sehingga harus dihapus dan diganti dengan baju khas nusantara,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintah harus mendorong semua ASN dan pejabat negara untuk menggunakan pakaian dengan basis budaya nusantara.

“Sehingga akan tercipta keragaman budaya dan identitas budaya mereka tidak terhapus,” kata Dedi.

Namun, bukan berarti mereka menggunakan baju adat. Dedi menyebut pakaian khas daerah bisa disesuaikan dengan mode saat ini.

“Karena dalam hal ini yang terpenting adalah pakaian ASN tidak seragam di semua daerah. Bisa disesuikan dengan budaya di masing-masing daerah tetapi tetap fashionable (model mengikuti zaman),” tandas Dedi.

Selain itu, kata Dedi, pakaian ASN juga disesuaikan dengan jabatan mereka. Menurutnya, orang lapangan cocoknya mengenakan pakaian cingkrang dengan modelnya yang longgar dan ujung celana di atas mata kaki. Menurutnya, model pakaian ini bisa membuat orang bebas bergerak.

“Nah, sebenarnya celana cingkrang itu bukan budaya Arab, malah budaya Nusantara. Orang-orang Sunda yang pergi ke sawah biasa menggunakan celana cingkrang, warna hitam. Itu yang disebut pangsi,” kata Dedi.

Dedi mengatakan bahwa Wakil Presiden Ma’ruf Amin merupakan salah satu pejabat yang masih mempertahankan budaya nusantara dalam hal berpakaian.

Ma’ruf Amin terbiasa mengenakan bawahan sarung dalam acara apapun. Dedi menyebut sarung adalah budaya khas nusantara.

“Pak Ma’ruf terus menggunakan kain sarung karena pakaian khas Indonesia. Itu formal. Sama dengan orang Arab pakai jubah. Raja-raja Arab datang ke sini pakai gamis atau jubah,” kata Dedi.(smngtnews/jitunews)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.