Hendra Buana, Pelukis Kaligrafi Islam Indonesia yang Bertualang Memunculkan Bentuk Eksplorasi Baru
Semangatnews.com, Jakarta – Di era tahun 1980 hingga 2000 an nama seniman Hendra Buana (56 th) dan Yetmon Amir (alm) dua sekawan keduanya alumni SMSR Negeri Padang (1984) dan ISI Yogyakarta (1990) terus melambung di kancah seniman seni rupa nasional, terutama dalam ranah seni lukis kaligrafi Islam mendampingi senior mereka Syaiful Adnan (63 th) yang sama-sama bermukim dan berkarya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Betapa tidak, jumlah pelukis kaligrafi Islam di tanah air hingga saat ini dapat dihitung dengan jari saat itu. Hendra Buana satu dari tiga pelukis kaligrafi Islam nasional asal Sumatera Barat yang berada di Yogyakarta pada karya-karyanya mampu mencuri perhatian nasional bahkan internasional.
Apalagi tahun 1988 Hendra Buana terpilih mengikuti pertukaran pemuda antar Asia yang dibuktikan dengan berhasil meraih Piagam Perhargaan dan medali emas Museum Pusat Negara Brunei Darusallam pada iven Asean Workshop dan Exhibition (1988). Diiikuti sepuluh karya terbaik Benalle II Yogyakiarta (1990) dan sepuluh karya terbaik karya terbaik Galeri Nasional, Jakarta (1996) setrta seabrek prestasi lain sesudah itu.
Ditemui semangatnews.com dalam beberapa kali kesempatan, Hendra Buana, kelahiran desa Koto Tangah Hilir, Bukittinggi, Sumatera Barat, 8 Oktober 1963, pelukis ini bertutur bahwa, dalam perkembangan karya-karyanya lebih tiga dekade itu menyebutkan, dalam berkarya ia tak terpaku pada suatu bentuk, beragam eksplorasi dijelajahinya dengan semangat kreativitas tinggi.
Artinya hidup itu berproses dalam menemukan jati diri. Karya-karyanya muncul dengan kaligrafi Islam dengan ornamen-ornamen yang dieksplorasi sedemikian rupa sehingga memunculkan bentuk-bentuk baru di tengah-tengah percaturan seni lukis kaligrafi Islam.
Muharyadi, pengamat dan kurator seni rupa ketika diminta komentarnya perihal karya-karya Hendra Buana menyebutkan. secara umum membaca, memahami kemudian menghayati isi kandungan Al-Quran dengan terjemahannya merupakan hal yang lumrah dan wajib dilakukan setiap umat muslim di muka bumi ini.
Tetapi membaca, memahami kemudian menghayati isi kandungan ayat-ayat suci Al-Quran untuk kemudian merefresetasikannya kembali melalui ritme sapuan kuas dalam aneka ragam garis dan warna pada ranah estetis, merupakan hal yang luar biasa, sebagaimana dilakukan Hendra Buana pada karya-karyanya.
Pada karya-karya Hendra Buana terlihat bahwa hal yang paling pokok dari lukisan kaligrafi Islam garapannya terlihat pada khatnya yang begitu variatif dan dinamis ditandai sapuan warna dan tarikan garis-garisya yang lembut di masing-masing kanvas hingga mencitrakan kepada kita akan kebesaran Allah SWT dengan segala ciptaan-Nya di langit, di bumi dan alam beserta seisinya. Hendra Buana terlihat menyuguhkan beragam eksplorasi yang dijelajahinya dengan semangat kreativitas tinggi. Begitu juga sketsa-sketsa hitam putihnya ornamen-ornamen yang dieksplorasi sedemikian rupa sehingga memunculkan bentuk-bentuk baru, ujar Muharyadi.
Sejak menenuki seni lukis, Hendra Buana telah puluhan kali berpameran, baik di tanah air dan sejumlah negara. Karya-karyanya menyuguhkan beragam eksplorasi yang dijelajahinya dengan semangat kreativitas tinggi, ujar Muharyadi lagi. (ss/fr/ysm)