Semangatnews, Sungai Penuh, Jambi – Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nasrul Abit Datuak Malintang Panai mengingatkan, agar Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) Sungai Penuh harus bisa implementasikan filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), karena saat ini Sumbar menghadapi permasalahan sosial yang merusak budaya adat Minangkabau.
Hal ini disampaikan Wagub Sumbar pada saat silahturahmi dengan perantau asal Pesisir Selatan (Pessel) yang berada di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pesisir Selatan (IKPS) di Sekretariat IKPS Berok Kelurahan Dusun Baru, pukul 21.30 WIB, Jumat (5/4/2019).
Permasalahan sosial ini adalah masalah penyakit masyarakat, Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) dan narkoba saat ini.
“Mari kita bersama-sama memerangi masalah sosial dilingkungan kita seperti penyakit masyarakat, narkoba dan LGBT yang saat ini betul-betul meresahkan kita,” ucap Nasrul Abit.
“Apalagi pelaku LGBT di Sumbar urutan pertama di Indonesia dan peringkat ketiga adalah penggunaan narkoba di Indonesia, ini sangat memprihatinkan kita,” tambahnya.
Wagub Nasrul Abit mengajak, agar IKPS perantauan Sungai Penuh bisa memberantasnya, dan sekaligus bisa menjaga keluarga masing-masing dan ciptakan pendidikan budi pekerti yang baik untuk anak kita jangan sampai mereka bersentuhan dan bahkan terlibat dalam masalah sosial tersebut.
“Kita menolak tegas perilaku LGBT, tidak ada toleransi bagi mereka di ranah Minang,” tegas Nasrul Abit
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengimbau perantauan Pessel, untuk mengawasi pergerakan dan pergaulan anggota keluarganya. Sehingga, apa yang dilakukan mereka di luar rumah dapat terpantau dengan jelas dan tidak melakukan tindakan yang menyimpang
Dalam budaya Minangkabau dengan filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), jelas-jelas tidak ada dalam budaya dan adat Minangkabau. “Semua agama melarangnya dan tidak baik juga dari disegi kesehatan,” ucapnya.
Selanjutnya Wagub Sumbar juga menyampaikan, bahwa Sumatera Barat tengah berupaya melepaskan tiga daerah keluar dari kategori daerah tertinggal, yakni kabupaten Pasaman Barat, Solok Selatan dan Kepulauan Mentawai.
Pemerintah Sumbar, telah melakukan berbagai upaya untuk percepatan pembangunan di ketiga daerah tersebut dengan mengkoordinasikan dengan lembaga dan kementerian terkait.
“Tentu ada kerjasama yang baik dalam keberhasilan percepatan pembangunan ini tentu lebih dititik beratkan keseriusan pemerintah kabupaten,” kata Wagub.
“Walaupun Kabupaten Pesisir Selatan sudah terlepas dari daerah tertinggal, kami berharap tetap dukungan dari perantau Minang yang ada di Sungai Penuh dapat terus berkontribusi dalam pembangunan di Pessel,” ucapnya.
Nasrul Abit juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi terhadap para perantau Minang yang selama ini terus memberikan perhatian besar dalam memajukan pembangunan daerah.
Lanjut Nasrul Abit berpesan, agar IKPS perantauan Sungai Penuh tetap menjaga kekompakan dan mempererat silahturami, dan tetap terjaga hubungan baik dan jangan sampai diputus”, kata Nasrul Abit Datuak Malintang Panai.
Nasrul Abit juga berpesan, ada dua hal yang harus kita perhatikan dalam menjaga anak kemenakan kita di kampung, pertama prilaku LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), kedua Narkoba dan yang terakhir bagaimana menjaga lingkungan dari masalah sosial masyarakat.
Selain itu Wagub juga menghimbau kepada perantauan dari pessel untuk mengawasi pergerakan dan pergaulan anggota keluarganya. Sehingga, apa yang dilakukan mereka di luar rumah dapat terpantau dengan jelas dan tidak melakukan tindakan yang menyimpang.
“Dalam budaya Minangkabau dengan filosofi Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) jelas-jelas tidak ada dalam budaya dan adat minangkabau, semua agama melarangnya dan tidak baik juga dari disegi kesehatan,” ucapnya.
Kembali wagub mengajak kepada masyarakat sumbar dan yang ada diperantauan, mari kita bersama-sama memerangi masalah sosial dilingkungan kita seperti penyakit masyarakat, LGBT dan Narkoba, untuk masa depan anak cucu kita nantinya.
Lanjut Nasrul Abit juga menyampaikan, permasalahan narkoba sekarang sudah menjadi tren bagi anak muda sekarang. Narkoba sudah menjadi salah satu momok perusak generasi bangsa. Data Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumbar, setidaknya 65 ribu warga provinsi itu telah menjadi pemakai narkoba.
“Apabila anak kemenakan kita sudah kecanduan narkoba, masa depannya hancur begitu saja,” ujarnya
Kemudian Nasrul Abit menyarankan, agar elemen masyarakat mulai dari pemuda, Bundo Kanduang, Ninik Mamak, MUI, dan tokoh-tokoh masyarakat agar bersama-sama memberantas narkorba di daerahnya. Karena narkoba sudah masuk ke lapisan terbawah di masyarakat.
Terakhir Nasrul Abit juga mengucapkan terima kasih dan mengatakan bahwa keberadaannya di propinsi tidak lepas dari dukungan dukungan perantau dalam penyelenggaraan pembangunan.