SEMANGAT JAKARTA – Pemerintah Indonesia akan meminta bantuan Interpol untuk memburu kapal pengeruk (Grab hopper dredfer) yang mencuri harta karun atau barang muatan kapal tenggelam (BMKT) di Perairan Indonesia. Kini kapal diduga berada di perairan internasional.
“Kapal ini bukan kapal ikan tetapi kapal untuk mengambil BMKT atau muatan kapal yang tenggelam. Namun situasinya kapal ini belum kita mengetahui posisi. KRI dan pesawat kita melacak dimana. Kemungkinan besar di perairan internasional. Kemungkinan besar kita minta tolong Interpol,” kata Menteri Susi dalam keterangan pers yang berlangsung di rumah dinas Jalan Widya Chandra V, Jakarta, Jumat (21/4/2017).
Keberadaan kapal pengeruk di Anambas, Riau, merupakan laporan dari masyarakat. Masyarakat curiga dengan kapal tersebut. Kapal ditangkap pada Kamis, 20 April sekitar pukul 14.30 WIB. Namun kapal asing itu kabur keperairan internasional sekitar pukul 00.00 WIB, Jumat (21/4/2017) dini hari tadi.
Diduga kapal yang memiliki bobot 8.325 GT mengangkut kerangka kapal karam Seven Skies dan Igara di perairan Anambas. Kapal Seven Skies adalah kapal buatan swedia dengan panjang 262 meter . Kapal tersebut tenggelam di kedalaman 64 meter pada 1969 dan menjadi dive spot dan sempat ditawarkana ke beberapa operator salah satunya Malaysia. Adapun penyebab kapal belum diketahui. Kondisi kapal masih baru. Sementara Igara Skies adalah buatan Jepang.
Dua puluh ABK berhasil diamankan dan masih menjalani pemeriksaan di Tarempa dan Jemaja. Rencananya untuk memudahkan pemeriksaan, seluruh ABK akan dikumpulkan di Tarempa.
“Waktu diperiksa ada 1.000 ton metal dan keburu kabur. Ada 20 ABK rinciannya 16 ABK Cina, 3 India dan 1 Malaysia. Itu informasi sementara”.
Susi mengaku belum dapat berbagi informasi lebih mendalam karena kasus ini masih dalam proses penyelidikan.
“Kita belum bisa membuka dari mana, bendera mana. ABK sudah dibawa. Kita sudah evakuasi namun kapal belum kita dapatkan. Cuaca juga kurang baik . Nama juga belum resmi,” tegasnya.