SEMANGAT JAKARTA – Setiap tahun, tanggal 7 April diperingati oleh seluruh masyarakat di dunia sebagai Hari Kesehatan Sedunia. Tahun ini, tema global HKS 2017 adalah “Depression: Let’s Talk” dengan tema nasional adalah “Depresi: Yuk Curhat!”.
Depresi adalah sebuah keadaan yang memiliki gejala berupa rasa sedih yang berkepanjangan dan hilangnya minat untuk melakukan kegiatan yang biasa disukai, diikuti penurunan kemampuan menjalankan kegiatan yang biasa dilakukan.
“Segala macam situasi bisa menyebabkan depresi. Depresi dapat terjadi pada siapapun, dalam usia berapapun. İni perlu kita sosialisasikan agar kita bisa lebih menyadari gejala depresi yang dialami”, ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, dr. H.M. Subuh, MPPM, pada kegiatan Temu Media di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan (6/4).
Pada kesempatan yang sama, perwakilan WHO untuk İndonesia, Dr. Jihane Tawilah, menyatakan bahwa situasi depresi seringkali dianggap sekedar perubahan suasana hati (mood). Padahal, depresi merupakan real disease atau masalah kesehatan masyarakat yang nyata namun dapat diobati. Masalah depresi pada kenyataannya merupakan masalah yang sangat besar yang terjadi di tingkat global, termasuk Indonesia.
Depresi kerap tampak dalam bentuk gangguan tidur, perubahan nafsu makan, perasaan bersalah atau tidak berguna, lelah berkepanjangan, bahkan pemikiran menyakiti diri sendiri. Meskipun depresi mempengaruhi semua kelompok demografis, remaja dan usia dewasa muda adalah kelompok yang kerap mengalaminya, begitu juga wanita dalam usia produktif (terutama setelah melahirkan) dan yang berusia 60 tahun.
“Diperkirakan sebanyak 4% dari total populasi mengalami gejala depresi. Kondisi ini berkorelasi karena memperparah beberapa penyakit tidak menular seperti, diabetes, penyakit jantung, bahkan stroke. Untuk itulah depresi perlu diketahui, perlu disadari agar dapat dikelola dan ditanggulangi (treatable)”, imbuhnya.
Sebuah fakta yang perlu diketahui, bahwa depresi yang berlarut-larut dan tidak ditangani, dapat mengantarkan pada tindakan bunuh diri. Hampir 800.000 kematian akibat bunuh diri terjadi setiap tahun terjadi di dunia atau dengan kata lain setiap 40 detik, seorang meninggal karena bunuh diri.