SEMANGATNEWS.COM – Selasa, 22 Oktober 2024 Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Payakumbuh, Azhar, melakukan kunjungan kerja ke Perpustakaan Daerah Kota Payakumbuh, kunjungan ini disambut hangat oleh Kepala Bidang Perpustakaan, Muhammad Fiqy Efka, serta didampingi oleh Feni Efendi, penulis memori kolektif Payakumbuh.
Dalam kunjungan tersebut, Kalapas Azhar berkesempatan untuk melihat langsung koleksi buku yang ada di perpustakaan daerah, serta berdiskusi mengenai potensi kerjasama antara kedua lembaga ini, salah satu fokus utama dari diskusi ini adalah bagaimana perpustakaan dapat berperan dalam memberikan layanan bacaan yang lebih baik bagi para warga binaan di Lapas Payakumbuh dan beberapa potensi kerjasama yang dibahas antara lain adalah penyediaan koleksi buku khusus untuk Lapas, program kunjungan perpustakaan keliling, serta kegiatan literasi Bersama.
Lebih lanjut, Kalapas Azhar juga mengajak diskusi tentang sejarah Payakumbuh, terutama tentang keberadaan LP yang sudah ada sejak zaman Hindia Belanda.
“LP kita ini sudah dibangun sejak tahun 1883 dan itu kita ketahui dari sebuah inksripsi di sebuah ruangan yang bertuliskan 1883,”ungkap Azhar.
Kalapas Payakumbuh Azhar, mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai sejarah yang melekat pada gedung lapas yang dipimpinnya. Dalam diskusi tersebut dan menceritakan bahwa kecintaannya pada sejarah telah tumbuh sejak masa sekolah.
“Saya selalu tertarik dengan benda-benda kuno dan bangunan-bangunan bersejarah. Melihat gedung lapas ini yang sudah berdiri sejak tahun 1883, saya takjub dengan kearifan para leluhur kita yang mampu membangun struktur sekokoh ini dengan teknologi yang sangat terbatas,” ujar Azhar.
Azhar menyayangkan belum adanya penetapan gedung lapas sebagai Objek Cagar Budaya oleh instansi berwenang. “Padahal, bangunan ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi dan patut dilestarikan,” pungkasnya.
Dalam pertemuan tersebut, kalapas bersama kabid dan feni juga membahas tentang bagaimana pada mulanya Belanda masuk ke Payakumbuh dan mendirikan benteng,
“Benteng itu bernama Fort Pajacombo atau Benteng Payakumbuh yang berlokasi atau dikenal sebagai Bivak saat ini,” kata Feni Efendi.
Feni juga menerangkan, Selain benteng, Belanda juga membangun Jembatan Batang Agam (Jembatan Ratapan Ibu), Kantor Asisten Residen, Kantor Controleur, landraaad, rumah sakit, sekolah dan termasuk penjara,
“Di gedung LP saat ini, pada 20 September 1932, Rasuna Said dan Rasimah Ismail pernah ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda di Payakumbuh. Saat itu sedang melakukan rapat PERMI dan kedua wanita pejuang itu digelandang prajurit Belanda ke Penjara Pajacombo ini, Rasimah Ismail hanya dikenakan sangsi tahanan rumah di Bukittinggi sedangkan Rasuna Said dikirim ke penjara Semarang, sedangkan untuk PERMI dibubarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 18 Oktober 1937,”tutur Feni Efendi.
Dikesempatan yang sama, Kabid Pustaka, M. Fiqi Efka menyampaikan, fungsi perpustakaan selain penunjang literasi dalam membaca, perpustakaan juga berfungsi merawat naskah kuno, termasuk dalam mengumpulkan dan melestarikan foto-foto lama.
“Kedepannya Perpustakaan Daerah Kota Payakumbuh berupaya mengadakaan pemeliharaan foto-foto zaman Hindia Belanda dan alhamdulillah, saudara Feni Efendi siap membantu perpustakaan kita ini untuk melengkapi foto-foto lama semasa di zaman Hindia Belanda itu, “pungkas Kabid Fiqy. (Fe)