PADANG, SEMANGATNEWS.COM – Wali Kota Padang diwakili Asisten Pemerintahan Setdako Padang, Edy Hasymi menerangkan bahwa posyandu merupakan salah satu upaya menanggulangi stunting.
Sebanyak 1.350 balita di Padang, mengalami stunting. Data tersebut didapatkan setelah Dinas Kesehatan melakukan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS). ISPS sendiri dilakukan selama Juni 2024.
Menurutnya, posyandu ILP adalah posyandu yang menyediakan semua pelayanan dalam satu tempat, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, balita, remaja hingga lansia.
Guna menekan kasus stunting, pada 2024, Kota Padang akan memiliki 24 posyandu dengan Integrasi Layanan Primer (ILP).
“Kami menargetkan setiap puskesmas minimal memiliki satu posyandu ILP, jadi setidaknya akan ada 24 posyandu ILP sesuai dengan jumlah puskesmas yang kita miliki,” ujar Asisten Pemerintahan Setdako Padang, Jumat (5/7/2024).
Data tersebut didapatkan setelah Dinas Kesehatan melakukan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting (ISPS). ISPS sendiri dilakukan selama Juni 2024.
Data sasaran kami pada ISPS tersebut sebanyak 58.212 balita. Kami berhasil menemukan 57.418 balita. Setelah dilakukan pengecekan, ditemukan 1.350 balita stunting.
Guna mencapai target tersebut, Pemko Padang melalui Dinas Kesehatan Kota Padang terus melakukan pembinaan terhadap posyandu agar bisa menjadi posyandu ILP. Selain itu, pihaknya juga terus memberikan pelatihan kepada para kader posyandu.
“Saat ini kita memiliki 3.600 kader yang bertugas di 921 posyandu yang tersebar di 104 kelurahan di Kota Padang,” imbuh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati, Kamis (3/7/2023) kepada sejumlah media pada kesempatan berbeda.
Srikurnia Yati menyampaikan bahwa dari 3.600 kader posyandu tersebut, pada tahun 2023 semua telah mendapat pelatihan, sementara pada tahun 2024 ada 1.000 kader yang telah dilatih.
“Kami menargetkan seluruh kader posyandu dilatih, sehingga dapat lebih meningkatkan pelayanan di posyandu, yang tentunya diharapkan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat,” pungkasnya.