Indahnya Mengikuti UKK bagi Siswa SMK dan Pengawas Internal Guru-guru di Era Milenial

by -
UKK Kompetensi Kriya Kreatif Batik dan Tekstil SMKN 4 Padang

SEMANGATNEWS.COM, PADANG – Menempuh dan mengikuti pendidikan seni rupa, Animasi, Kriya Kreatif Batik dan Tekstil bahkan Desain Interior Teknik Furnitur di era milenial bagi siswa SMK merupakan hal yang menarik dan menyenangkan karena digiring pada suasana bermain, santai tapi serius guna menghasilkan karya-karya terbaik.

Melalui pendidikan seni, peserta didik belajar berpikir out of the box (keluar dari kotak) sehingga terlatih untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, memiliki sikap estetis untuk menanamkan dan mengembangkan cita rasa dan bangga terhadap seni budaya bangsa.

Hal itu pulalah yang tercermin melalui kegiatan UKK (Uji Komptensi Kegiatan) peserta didik SMKN 4 (SSRI/SMSR) Padang sejak Senin 6/03/23 hingga beberapa beberapa hari kedepan yang dimulai pukul 07.30 hingga pukul 16.30 Wib, kemudian diawasi langsung tim penguji internal dan ekternal.

Jika biasa kami di sekolah belajar praktek membuat sketsa, menggambar dan melukis diawasi guru yang telah lama kami kenal, berbeda halnya ketika mengikuti UKK yang juga diawasi eksternal yang nota bene seniman, pekerja seni bahkan pemilik sanggar ternama di daerah ini.

Mental, kemauan, ketajaman berpikir dan mengolah karya selama beberapa hari kedepan benar-benar diuji, ujar salah seorang siswa seni lukis SMKN 4 Padang, Muhammad Arif Sidiq (18 th) kepada semangatnews.com di sela-sela mengikuti UKK di sekolahnya, Kamis siang 9/03/23.

Arif dengan karya lukis UKK nya memilih obyek “Potret” gadis milenial, ia garap teliti, detail mengutamakan karakter wajah memanfaatkani dominan warna-warna hitam dari sapuan kuas menonjolkan karakter sosok wanita hingga benar-benar mirip dengan bentuk obyek yang sesungguhnya, ujar Arif yang mengaku ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi seni dan meramaikan dunia seni lukis Sumbar sebagaimana diikuti para pendahulunya.

Diantara Peserta UKK salah satu keahlian SMKN 7 Padang

Berbeda dengan Diva Syahni (18 th) siswa kelas XII Kriya Kreatif Batik dan Tekstil. UKK bagi Diva benar-benar merupakan ujian mental selain menguji kemampuan yang selama ini yang diperoleh di sekolah. Diva mengolah batik ukuran besar, mulai mendesain, memindahkan desain ke atas kain, mencanting, mencelup hingga tuntas sejak awal hingga selesai selalu diperhatikan penguji eksternal.
Rasa cemas, ketakutan dan grogi mengikuti UKK dihadapan penguji eksternal, tak berlangsung lama beberapa jam kemudian semuanya berjalan lancar sejak hari pertama hingga selesai. Banyak nilai positifnya berhadapam dengan penguji eksternal.

Artinya bukan hanya kemampuan dan keterampilan saja yang diuji, melainkan sikap dan mental kita saat berkarya, ujar Diva (yatim dari almarhum Syahril) yang mengaku ingin melanjutkan pendidikan setelah menamatkan SMKN 4 Padang jika dirinya memperoleh kesempatan untuk untuk itu.

4. Salah satu Kompetensi Kriya Kreatif Logam dan Perhiasan SMKN 8 Padang

Mental kuat, ternyata milik Enjellyana Nasrul Ham (20 th) siswa kelas XIII Desain Interior Teknik Furnitur mengikuti UKK sejak Senin 6/03/23 lalu bersama dua temannya Rabani dan Dayat sebagai tim mengolah “Lemari TV” berbahan kayu jati. dibuat dan dikemas sedemikan rupa hingga bernilai estetika tinggi. Berbeda dari jurusan lain khusus Desain Interior Teknik Furnitur lama pendidikan 4 tahun maka peserta menempuh selama delapan semester atau kelas XIII.

Menurut Enjell Imej banyak orang membuat lemari TV, terkesan sebagai karya biasa dan murahan. Mengingat lemari TV selama ini banyak dijumpai dan dapat beli pada toko-toko perabot dipinggir jalan. Tetapi membuat lemari TV berbahan kayu jati dengan memperhatikan bentuk, nilai dan fungsinya ternyata tidak gampang. Selain bentuk kita memikirkan nilai-nilai artistik dan estetik sebagai bagian interior rumah masa kini, ujar Enjell serius.

Guru Seni Era Milenial

Menjadi guru di era milenial sebagai generasi terlahir pada era tekhnologi yang kini berkembang pesat melalui cara berfikirnya yang berbeda dibandingkan generasi-generasi sebelumnya, generasi era milenial harus memandang tekhnologi bukan barang langka tetapi seperti barang mainan sehari-hari.

Sebagai guru, dalam mengajar harus menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik agar pembelajaran terlaksana dengan baik melalui cara dan strategi pembelajaran terbimbing, berbasis visual dan menyenangkan, mengoptimalkan Aplikasi dan Media Sosial, berorientasi Kreatifitas dan mengoptimalkan pembelajaran Kelompok, bahkan menerapkan Sistem Blanded Learning oleh guru-guru seni dengan tetap memperhatikan persoalan nilai-nilai di tengah-tengah masyakat.

Guru muda Nining Yuningsih, Yul Febrianto dan Wahyu Kurniawan ketiganya guru seni lukis yang menjadi tim UKK internal seni lukis dan Engky Angriawan guru muda dan Kaproka (Kepala Program Keahlian) Kriya Keratif Batik dan Tekstil SMKN 4 Padang sependapat ;

“sudah saatnya, peserta didik diberikan ruang berpikir  “kreatif” berakhlak mulia, sopan santun berisikan seperangkat nilai-nilai.
Nining yang telah 4 tahun mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar seni lukis menyebutkan, sikap estetis dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan zaman di era digital pada dasarnya untuk menanamkan dan mengembangkan cita rasa dan bangga terhadap seni budaya bangsa, tanpa mengabaikan nilai lokal, ujar Nining yang dalam dua tahun terakhir ini telah mengikuti Diklat seni lukis di Yogyakarta tahun 2021 dengan tema Seni Lukis Realis dan seni lukis ekspresif tahun 2022 di P4 TK Seni Budaya Yogyakarta.

Engky Angriawan guru muda yang baru lulus P3K di SMKN 4 Padang yang telah dilaluinya beberapa tahun silam berpendapat ; dunia seni batik di Sumatera Barat saat ini mendapat sambutan luar biasa dari masyarakatnya. Bukan hanya masyarakat daerah tetapi juga masyarakat Indonesia yang telah memahami seni batik sebagai hasil kerajinan yang cuma ada di Indonesia.

Sementara Yul Febrianto yang terbilang telah sekian mengadikan di almamaternya sebagai guru honorer di SMKN 4 Padang berpendapat ; kemampuan dasar (potensi) artistik setiap peserta didik perlu dirangsang dan ditumbuhkembangkan melalui pembinaan pelajaran seni dengan harapan mereka benar-benar dapat menghayati nilai-nilai keindahan serta mengembangkan kemampuan rasional dan emosional yang akan membentuk kepribadiannya, ujar Yul Febrianto yang juga pelukis dan pematung ini memberi ilustrasi. (Muharyadi)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.