SEMANGATNEWS SURABAYA-Dalam perkembangan lain, polisi melakukan penggeledahan terhadap rumah keluarga TM, terduga pelaku serangan bom Polrestabes Surabaya.
Aparat kepolisian yang terdiri dari Brimob dan Gegana melakukan sterilisasi dan penyisiran di rumah pelaku, dibantu oleh petugas dari Linmas, Satpol PP, dan Dinas Pemadam Kebakaran Pemkot Surabaya.
Warga setempat mendengar desas-desaus masih ada sisa bom di rumah TM, namun polisi yang melakukan penggeledahan tak berkomentar.
Garis Polisi dipasang dengan radius 100 meter, untuk menghalau warga setempat yang berkerumun, agar tidak mendekati lokasi penyisiran. Muncul desas-desus bahwa polisi menemukan sisa-sisa bom di dalam rumah itu, namun belum ada keterangan dari petugas di lokasi.
Bertemu pagi sebelum berangkat untuk meledakkan diri
Salah satu tetangganya Kasida, yang berjualan air mineral galon, menuturkan bahwa ia bertemu TM, persis di pagi sebelum TM dan istrinya membawa tiga anak mereka dalam misi bom bunuh diri itu.
“Setelah saya mengantar pesanan segalon air di depan pagar rumahnya jam 6 pagi, dan ngobrol beberapa menit. Lalu dia pamit katanya berangkat kerja. Tidak tahunya ada peristiwa pengeboman di kantor polisi (Mapolrestabes Surabaya),” tutur Kasida, Selasa (15/5) siang, kepada Roni Fauzan, seorang wartawan Surabaya yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Kasida hanya bisa mengantar pesanan air mineral galon di sampai depan pagar rumah.
Lelaki setengah baya itu menyebut, pertemuan itu merupakan yang kedua. Karena TM merupakan warga baru di kampung tersebut.
“Masih belum setahun disini. Tatap muka (dengan TM) baru dua kali: kemarin pagi (sebelum melancarakan pemboman) itu sama satu minggu yang lalu.”
“Orangnya sopan dan lemah-lembut. Saya dinasehati dengan ayat-ayat Al Quran,” kata Kasida.
“Saya awam tentang itu, tapi saya merasa ada yang beda dengannya (TM). Karena orangnya kesannya kurang terbuka tentang keluarganya. Saya mengantar air, saya disuruh meletakkan air di luar pagar rumahnya,” ungkap Kasida.(smngtnews/bbc)