SEMANGATNEWS.COM – Dimasa pandemi ini faktor kesehatan menjadi fokus penting bagi semua orang.
Ada yang menjalani pola hidup sehat dengan berolahraga dan berusaha mengatur pola makan mereka sehingga dapat senantiasa terjaga dari penyakit.
Terlebih lagi bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan seperti Asam Urat.
Penyakit asam urat ini bisa menyerang siapa saja.
Penyebabnya bisa dari kadar asam urat dalam darah yang tinggi, sehingga mengakibatkan penumpukan di persendian bahkan menimbulkan peradangan.
Salah satu gejala yang umum dirasakan penderita asam urat adalah rasa nyeri di salah satu bagian tubuh seperti jempol kaki.
Menurut Prof Dyah Iswantini seperti dilansir dari laman resmi IPB University, Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi yang terjadi karena adanya penumpukan kristal asam urat.
Kondisi ini dapat terjadi pada sendi mana pun, seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling sering di jempol kaki.
Pada kondisi normal, asam urat larut dalam darah dan dikeluarkan melalui urine.
Akan tetapi pada kondisi tertentu, asam urat dapat menumpuk akibat tubuh menghasilkan asam urat dalam jumlah yang berlebihan atau mengalami gangguan dalam membuang kelebihan asam urat.
Selain di sendi, kristal asam urat juga bisa terbentuk di ginjal dan saluran kemih.
Kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal atau menyebabkan batu ginjal atau batu saluran kemih.
Perlu diketahui, meski disebabkan oleh tingginya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia), tidak semua orang dengan hiperurisemia mengalami penyakit asam urat.
Penyebab dan Gejala Penyakit Asam Urat
Dikutip dari situs Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Penyakit asam urat umumnya ditandai dengan munculnya rasa nyeri yang terjadi secara tiba-tiba dan bertahan selama beberapa waktu. Sendi yang nyeri juga kerap mengalami kemerahan, bengkak, dan terasa panas. Bagian yang paling sering terdampak oleh asam urat adalah pada bagian kaki.
Gejala-gejala tersebut biasanya hanya terjadi pada satu sendi, tetapi juga bisa terjadi pada beberapa sendi di saat yang bersamaan, misalnya di sendi dan jari-jari tangan.
Cara Mengobati dan Mencegah Penyakit Asam Urat
Pengobatan penyakit asam urat bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi dengan menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Untuk meredakan gejala, pasien dapat diberikan obat-obatan, seperti colchicine, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), atau kortikosteroid.
Sementara untuk mencegah terjadinya komplikasi, pasien dapat diberikan obat-obatan, seperti allopurinol atau probenecid.
Pencegahan penyakit asam urat juga perlu dilakukan dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti dengan rutin berolahraga, tidak mengonsumsi alkohol secara berlebihan, serta mengonsumsi makanan yang baik untuk penderita asam urat.
Strategi pengobatan yang dilakukan umumnya secara kimia dengan bantuan obat golongan urikosurik ataupun urikostatik seperti allopurinol sebagai penghambat pembentukan asam urat.
Namun, terdapat beberapa efek samping bila dikonsumsi dalam jangka panjang, seperti demam bahkan pembentukan batu ginjal.
Obat Herbal Untuk Asam Urat
Tanaman herbal lokal seperti sidaguri, kaya akan kandungan alkaloid dan tanin dan berkhasiat sebagai obat diuretik dan analgesik.
Dengan tambahan seledri dan tempuyung, obat asam urat herbal tersebut bahkan dapat bersifat sama seperti allopurinol yang dapat menghambat enzim xanthin oksidase.
Hasil penelitian obat anti goat dilakukan melalui proses yang panjang mulai dari tahun 2003.
Hasil uji in vitro dan in vivo formulasi obat anti goat dan dibandingkan dengan allopurinol pun tergolong mengesankan.
Uji toksisitas akut pun menunjukkan formula yang diuji hampir tidak toksik sehingga aman dikonsumsi.
Penurunan kadar asam urat dengan formulasi jamu anti goat dinilai setara bahkan melebihi allopurinol.
Produk komersial anti goat tersebut telah mendapatkan dua hak paten dan beberapa penghargaan seperti “Widyasilpawijana” Duta IPTEK dan “Best Research” dari Ristek Kalbe Science Awards.
Obat herbal anti goat dengan mekanisme inhibisi kompetitif tersebut masih pada tahap hilirisasi dan perlu penelitian lanjutan dalam waktu dekat.