SEMANGAT SUMBAR – Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang mencatat, terjadi sebanyak 42 kali gempa di Sumatera Barat (Sumbar) selama April 2017. Dari jumlah tersebut, gempa yang dirasakan guncangannya oleh masyarakat sebanyak 3 kali.
“Tiga gempa yang dirasakan itu pada 10 April 2017 pukul 20.23 WIB dengan kekuatan 3,6 skala richter (SR) di Agam dan Pasaman. Kemudian gempa kembali terjadi pada 10 April 2017 pukul 22.46 WIB dengan kekuatan 3,7 SR dan dirasakan di Padang. Selanjutnya, 21 April 2017 pukul 11.00 WIB dengan kekuatan 5,3 SR dan dirasakan di Tuapeijat Mentawai, Padang, dan Pariaman,” ungkap Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono pada RRI, Selasa (2/5/2017).
Rahmat mengatakan, jumlah gempa pada periode April 2017 tergolong tinggi. Berdasar analisa, gempa bumi yang terjadi di Sumbar disebabkan oleh aktivitas pertemuan lempeng di Kepulauan Mentawai dan sesar Sumatera.
“Untuk periode April, aktivitas kegempaan sangat tinggi. Kalau jumlah keseluruhan gempa di Sumbar selama Januari-April 2017 telah terjadi 164 kali,” bebernya.
Menyikapi data dimaksud, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun selalu siap siaga karena daerah Sumbar memiliki kerawanan yang tinggi terhadap gempa.
Nasrul Abit menjelaskan, menghadapi ancaman gempa Pemerintah Provinsi Sumbar terus melakukan pelatihan dan sosialisasi pada masyarakat, sebagai bentuk mitigasi. Selain itu, melalui anggaran daerah akan diperjuangkan untuk penambahan jumlah lokasi tempat penampungan sementara atau shelter.
“Perbaikan sejumlah sirine peringatan dini tsunami juga akan kita anggarkan, mengingat dari 96 sirine di Sumbar, 26 diantaranya tidak berfungsi baik. Sirine itu penting, jika berbunyi, berarti ada potensi tsunami. Dengan demikian, masyarakat tidak selalu panik jika terjadi gempa yang sebenarnya kekuatannya tidak terlalu besar,” pintanya.
